Ilyas, seorang pemuka suku Cia-Cia, mengatakan bahwa penggunaan bahasa Cia-Cia semakin terpinggirkan. Oleh Bahasa Indonesia yang dipakai secara luas di Sulawesi Tenggara. Juga oleh bahasa suku-suku lain yang lebih dominan. ’’Banyak kata-kata asli Cia-Cia yang hilang karena pengaruh bahasa Indonesia dan suku lain. Ini sudah terjadi sekitar 20 tahun terakhir,’’ ucap Ilyas.
Sementara itu, Sarianto, salah seorang mahasiswa yang pernah belajar di Korea, mengatakan bahwa pemakaian aksara Hangul membuat pelestarian bahasa Cia-Cia menjadi lebih kuat. ’’Sebelum ada aksara Hangul, banyak warga yang ragu-ragu menggunakan bahasa Cia-Cia di forum-forum formal,’’ katanya.
’’Tetapi, dengan aksara Hangul, banyak orang bilang bahwa bahasa Cia-Cia semakin mengglobal,’’ tambahnya. (Doan Widhiandono)