HARIAN DISWAY - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia percaya diri Pilpres 2024 digelar satu putaran. Karena itulah ia juga yakin situasi politik yang kondusif itu bisa membawa investasi RI tahun ini mampu mencapai target sebesar Rp 1.650 triliun.
Sehingga, Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen. “Semoga apa yang diputuskan oleh KPU bisa hanya sekali putaran. Karena kita melihat perbedaannya jauh sekali, tapi kita tunggu keputusan KPU,” kata Bahlil dalam konferensi pers Prospek Investasi Pasca Pemilu 2024 di kantornya, Senin, 18 Maret 2024.
Dari total target investasi itu, Bahlil merinci Penanaman Modal Asing (PMA) masih tetap sama seperti tahun lalu. Yakni minimal sebesar 52 persen. Itu mengingat ekonomi global yang belum pulih dan stabil.
Apalagi, situasi geopolitik saat ini masih diwarnai ketegangan di timur tengah. Juga Ukraina dan Rusia yang masih belum ada tanda-tanda pemulihan. Sehingga, banyak negara yang sudah mengalami resesi.
BACA JUGA:Hingga Hari Ini, Prabowo-Gibran Raih 58,48 Persen Suara Nasional
BACA JUGA:KPU Jabar Tetapkan Prabowo-Gibran Dominasi Jabar Dalam Pilpres 2024
Bahlil melaporkan, realisasi investasi Januari - Desember 2023 tembus Rp 1.418,9 triliun. Angka itu tercatat 101,3 persen dari target yang ditetapkan Rp 1.400 triliun. Capaian realisasi investasi tersebut terdiri dari PMA sebesar Rp 744 triliun atau 52,4 persen dari target.
Kemudian, sebesar 47,6 persen lainnya merupakan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) atau senilai Rp 674,9 triliun. Dan realisasi investasi paling besar terjadi di luar Pulau Jawa dengan capaian mencapai Rp 730,8 triliun atau 51,5 persen dari target.
Sedangkan realisasi di Pulau Jawa tercatat sebesar 48,5 persen atau mencapai Rp 688,1 triliun. Dari total investasi ini, telah menyerap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) mencapai 1,8 juta orang.
Bahlil juga menyelesaikan investasi mangkrak. Yakni sebesar Rp 558,7 triliun atau sekitar 78,9 persen dari total Rp 708 triliun. Sisanya, sebesar Rp 149,3 triliun, kata Bahlil, sulit diselesaikan karena sejumlah kendala.
"Kami sudah tidak bisa lagi untuk melakukan perbaikan. Ini karena, sudah tidak bisa lagi dieksekusi, akibat perusahaan-perusahaannya mengalami kesulitan secara internal," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia memaparkan berbagai perkembangan positif realisasi investasi lain. Di antaranya pabrik PT Lotte Chemical Indonesia di Cilegon dengan investasi sebesar Rp 59,4 triliun. Investasi itu merupakan hasil penyelesaian dari investasi mangkrak sejak 2016.
Kini progres realisasi investasinya sudah mencapai 85 persen. Diperkirakan tahun ini akan mulai berproduksi. Produk yang dihasilkan akan menjadi substitusi impor. Komposisinya 70 persen untuk kebutuhan dalam negeri dan 30 persen untuk ekspor.
Bahlil kemudian menegaskan pihaknya sedang mempercepat revisi Peraturan Pemerintah (PP) nomor 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara. Jika aturan itu sudah tuntas, Bahlil menyebutkan, pemerintah akan menambah saham di PT Freeport Indonesia (PTFI) sebanyak 10 persen. Dari yang sebelumnya 51 persen menjadi 61 persen.
Revisi PP 96 itu sudah dibawa ke dalam Rapat Terbatas (Ratas) bersama Presiden RI Joko Widodo beberapa waktu lalu. Dengan revisi itu, kata Bahlil, akan ada penyesuaian dan percepatan dalam rangka investasi berkelanjutan.