UMKM di Hilirisasi Kelapa Sawit

Minggu 24-03-2024,14:15 WIB
Oleh: Rustinsyah

PRESIDEN Joko Widodo meresmikan pabrik percontohan minyak makan merah di Pagar Marbau, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, 14 Maret 2024. Peresmian itu menandai langkah maju industri kelapa sawit nasional dan pemberdayaan petani yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraannya. 

Kelapa sawit (elais) merupakan tanaman yang dapat tumbuh pada bermacam jenis tanah. Karakteristik tanah yang baik untuk kelapa sawit, di antaranya, gembur, aerasi dan drainase baik, kaya akan humus, serta tidak memiliki lapisan padas. Tanaman kelapa sawit cocok dibudidayakan pada pH 5,5–7,0.

Ketinggian tempat yang baik untuk  tanaman kelapa sawit adalah 0–500 mdpl dengan kemiringan lereng sebesar 0–3 persen. Kelapa sawit sebagai  penghasil minyak makanan, minyak industri, maupun bahan bakar nabati (biodiesel) dan memiliki produk turunan seperti sabun, mentega, kosmetik, dan lainnya.

BACA JUGA: Ekspor Minyak Kelapa Sawit Diprediksi Turun

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki perkebunan kelapa  sawit yang luas di dunia. Menurut data Kementerian Pertanian (Kementan) pada 2023, luas perkebunan kelapa sawit Indonesia mencapai 16,83 juta hektare (ha). Hal tersebut tertuang dalam laporan Statistik Perkebunan Unggulan Nasional 2021–2023. 

Riau menjadi provinsi perkebunan kelapa sawit terluas di Indonesia. Luasnya 3,49 juta ha atau sekitar 20,75 persen dari total luas perkebunan kelapa sawit nasional tahun ini. Posisi kedua ada Kalimantan Tengah dengan luas perkebunan kelapa sawit 2,03 juta ha. Disusul Sumatera Utara dengan luas 2,01 juta ha.

Berdasar data United States Department of Agriculture (USDA), Indonesia dan Malaysia adalah produsen minyak sawit terbesar di dunia. Jika digabungkan, Indonesia-Malaysia menguasai 83 persen dari produksi CPO (crude palm oil) global, dengan jumlah diperkirakan mencapai 77,22 juta MT pada periode 2022/2023. 

BACA JUGA: Kembangkan Sawit Menyeluruh, RSI Gandeng Berbagai Pihak Lintas Sektor

Di sisi lain, ada kebijakan Uni Eropa yang melarang impor minyak sawit asal Indonesia. Karena ada kebijakan itu, pemerintah Indonesia harus siap mengolah CPO. Di Indonesia produk CPO masih didominasi perusahaan besar yang tentu menggunakan teknologi modern, tenaga profesional, dan modal besar. 

Beberapa daftar sepuluh perusahaan sawit terbesar di Indonesia berdasar nilai total asetnya pada 2022 adalah 1) Sinar Mas Agro Resources and Technology (SMART); 2) Salim Ivomas Pratama; 3) Astra Agro Lestari; 4) First Resources; 5)Tunas Baru Lampung; 6) Dharma Satya Nusantara; 7) Triputra Agro Persada; 8) Sawit Sumbermas Sarana; 9) PP London Sumatra Indonesia; dan 10) Eagle High Plantations.

Data tersebut menggambarkan betapa kuatnya peran Indonesia dalam rantai pasok minyak sawit global. Untuk itu, tidak heran jika ada sejumlah perusahaan sawit di dalam negeri yang memiliki aset besar. 

BACA JUGA: Kasus Dugaan Korupsi Izin Ekspor Sawit, Airlangga Hartarto Mangkir dari Panggilan Kejaksaan

Salah satu contoh, menurut data yang dihimpun The Science Agriculture, perusahaan sawit terbesar di Indonesia pada 2022 adalah Sinar Mas Agro Resources and Technology (SMART). SMART juga mengolah kelapa sawit  menjadi berbagai produk seperti minyak goreng, margarin, dan biodiesel.

Salah satu program yang ditawarkan calon presiden adalah hilirisasi kelapa sawit sudah ada di Indonesia. Salah satunya ditandai dengan peresmian pabrik percontohan minyak makan merah di Pagar Marbau, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, pada 14 Maret 2024.

Di Indonesia ada dua macam petani kelapa sawit. Yaitu, petani kelapa sawit yang bermitra dengan perusahaan atau petani plasma dan petani kelapa sawit swadaya atau mandiri. 

Kategori :