Jamaah Aolia Gunungkidul Yogyakarta Lebaran Lebih Dulu, Mbah Benu Ngaku Telepon Allah Beri Klarifikasi

Sabtu 06-04-2024,13:33 WIB
Reporter : Wulan Yanuarwati
Editor : Noor Arief Prasetyo

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Ibnu Hajar Pranolo atau dikenal sebagai Mbah Benu mendadak viral di media sosial dalam 24 jam terakhir. Video wawancara awak media kepada pimpinan Jamaah Aolia terkait hari raya Idul Fitri 2024 sudah dilaksanakan dan beredar luas di media sosial. 

BACA JUGA:Tol Jogja-Solo Ruas Colomadu-Ngawen Dibuka Saat Mudik dan Balik

Mbah Benu menetapkan hari Raya Idul Fitri jatuh pada hari Jumat, 5 April 2024 kemarin. Sehingga Jamaah Aolia sudah merayakannya dengan menggelar Salat Ied di masjid dan musala di kediaman Mbah Benu. Ia mengaku sudah telepon Gusti Allah (Tuhan). Dirinya tidak memakai perhitungan dalam menentukan hari raya.

"Saya tidak pakai perhitungan, saya telepon langsung kepada Allah Ta'ala, Ya Allah kemarin, tanggal 4, malam 4. Ya allah ini sudah 29, 1 syawalnya kapan? Allah Ta'ala ngendiko (bertutur), Jemuah. Kui koyo ngono," demikian cuplikan video yang ramai beredar di berbagai platform media sosial dan viral.

BACA JUGA:Pasokan BBM dan LPG Selama Idul Fitri Aman, Ini Jaminan Dirut Pertamina

Pernyataan Mbah Benu mengundang kontroversi. Banyak yang menghujat Mbah Benu dan mengatakan jika menganut aliran sesat. Namun juga ada yang menanggapi dengan meminta nomor telepon Tuhan. 

Karena mengundang kontroversi, akhirnya Mbah Benu memberikan klarifikasi pada Jumat Malam, 5 April 2024. Mbah Benu mengatakan jika pernyatannya tentang menghubungi Tuhan dengan telepon hanya istilah. Menurutnya, yang sebenarnya ialah perjalanan spiritual dia yaitu kontak batin dengan Tuhan. 

"Terkait pernyataan saya tadi pagi tentang istilah menelepon Gusti Allah Subhanahu Wa Ta'ala itu sebenarnya hanya istilah," ujarnya.

"Dan yang sebenarnya adalah perjalanan spiritual saya, kontak batin dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Apabila pernyataan saya yang menyinggung atau tidak berkenan, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak. Terima kasih," lanjutnya.

BACA JUGA:Puncak Arus Mudik, 27 Ribu Orang Berangkat Naik Kereta dari Surabaya

Terpisah, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Gunungkidul Yogyakarta KH Asrofi mengatakan penentuan 1 Syawal yang dilakukan Mbah Benu tidak wajar dan tidak scientifik.

Asrofi tidak bukan bermaksud menyalahkan dan bukan termasuk menganggap bahwa yang bersangkutan tidak benar. Namun metodologi yang digunakan oleh Mbah Benu itu adalah metodologi keyakinan yang tak bisa dipertanggungjawabkan.

Oleh karena itu jika ada yang mengikuti Mbah Benu maka hal tersebut adalah urusan masing-masing. MUI mengimbau kepada umat Islam di Gunungkidul dan di manapun bahwa sebagian besar akan merayakan Idul Fitri kemungkinan bersamaan waktunya yaitu hari Rabu, 10 April 2024.

BACA JUGA:Dewan Soroti Jumlah THR Karyawan Non ASN Pemkot Surabaya; Seharusnya Bisa lebih!

"Kami mengimbau semua pihak untuk menjaga toleransi,  kerukunan, persatuan dan kesatuan," ujarnya. (*)

Kategori :