Kanan bawah:
HARIAN DISWAY - AYAT-ayat Ilahiyah mengalun dari suara sound system masjid-masjid. Nada dan intonasinya khas pembacaan kitab suci. Semakin Ramadan beranjak menuju garis finish, lantunan itu kian bersahutan.
Kampung-kampung yang mempunyai surau-surau memasang pengeras suara sejak semula. Tempat ibadah antargang menjadi tersatukan oleh gelombang gema orang mengaji.
Tadarus Al-Qur’an memasuki tahapan paripurna. Khotmil Qur’an diadakan di banyak tempat. Rumah-rumah pribadi atau musalah menyelenggaran perkhidmatan ayat-ayat Tuhan.
Ini adalah kenyataan yang terekam dari setiap areal. Saat itu, Jumat, 5 April 2024 bergerak menjemput malam. Suara mengaji dari jamaah yang usai meneguhkan salat tarawih meluncur begitu saja.
BACA JUGA: Iktikaf Akhir Ramadan 1445 H Unair: Banyak Berzikir dan Tingkatkan Amalan
Hujan deras seakan ditumpahkan Gusti Allah untuk mengguyur buminya di Surabaya. Sambung-menyambung suara tadarus Al-Qur’an yang tampak utuh dibalut air hujan yang menjadi rahmat.
Getar dan gelegar geluduk alias guntur terasa mistis dalam selisik kilat-kilat yang menyala. Malam merangkak menuju puncak pergantian era ke hari Sabtu, 6 April 2024. Terpotret sebagai malam yang semakin menyimpan rahasia.
Adakah ini saat episode malam kemuliaan itu? Suasananya sejuk tapi tanpa keheningan. Orang-orang berkumpul di masjid-masjid, termasuk masjid-masjid di kampus-kampus.
Gelombang menghadiri acara Iktikaf Kolektif menjadi forum yang penuh pemaknaan spiritual. Awak kampus dan kampung terbungkus dalam hajatan besar menjemput malam seribu bulan.
BACA JUGA: Pertamina Gelar Safari Ramadan BUMN 2024 di Kabupaten OKI
Begitulah nilai malam yang telah diberi nas dalam Al-Qur’an Surat Al-Qadr: 1-5: ”Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?"
"Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar”.
Umat menyambutnya dengan semangat. Ruang-ruang cakrawala malam-malam di hari-hari ini memendarkan semarak.
Ramainya orang mengaji dibarengi dengan macetnya jalanan yang dipadati para pemudik adalah perlambang malam yang semakin berkembang. Kehidupan terbangun di tengah malam. Persujudan dan perjalanan ditempuh berbarengan.