SURABAYA, HARIAN DISWAY – Kondisi global sedang tidak menentu. Terutama akibat konflik di Timur Tengah. Harga minyak segera merangkak naik. Begitu pula nilai tukar rupiah diprediksi terpuruk. Meski demikian, Jawa Timur tetap diprediksi mencapai pertumbuhan 4,7 persen hingga 5,5 persen pada 2024.
Prediksi ini disampaikan Kepala Bank Indonesia Kepala Perwakilan (KPw) Jatim Erwin G. Hutapea kepada jurnalis pada Media Briefing di Restoran Hallo Surabaya, Kertajaya, Surabaya, Senin, 22 April 2024.
Kepala Bank Indonesia KPw Jatim Erwin G. Hutapea menjelaskan prediksi perekonomian Jawa Timur saat Media Briefing di Restoran Hallo Surabaya, 22 April 2024. -Julian Romadhon-Harian Disway
Erwin didampingi oleh Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Timur Giri Subroto, Kepala Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) II Jawa Timur Bambang S. Hidayat, dan Kepala Kantor Ditjen Perbendaharaan Jawa Timur Taukhid.
"Optimisme itu tetap diiringi dengan kewaspadaan seiring dengan ketidakpastian global yang masih tinggi," kata Erwin.
BACA JUGA:MK Tolak Gugatan, Ganjar-Mahfud Lapang Dada dan Ucapkan Selamat untuk Prabowo-Gibran
BACA JUGA:Menang Tipis Atas Jepang, Korea Selatan Hadapi Timnas Indonesia di 8 Besar Piala Asia U-23
Ada sejumlah alasan mengapa pertumbuhan ekonomi Jatim bisa bertahan di atas 4 persen tahun ini. Salah satunya karena ada pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak. Ada 39 Pilkada di Jatim. Yakni 38 pemilihan bupati/wali kota dan 1 pemilihan gubernur.
Pilkada membuat permintaan meningkat. Perputaran uang saat Pilkada juga mampu menggerakkan roda ekonomi. Pilkada serentak ini akan berlangsung pada 26 November 2024.
Berikutnya, kata Erwin, pihaknya terus mendorong peningkatan ekspor. Dalam kondisi saat ini, biaya impor sangat tinggi. "Oleh karena itu ekspor ke negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi sangat disarankan. Terutama ASEAN," kata Erwin.
Katup pengaman lainnya, menurut Erwin adalah belanja pemerintah dan belanja masyarakat. "Tentu untuk meningkatkan belanja ini, daya beli masyarakat harus dijaga. Inflasinya dikendalikan," ujar Erwin.
BACA JUGA:MK Sebut Tindakan Jokowi Bukan Pelanggaran Hukum, Tetapi …
BACA JUGA:Mahasiswa Unair Bagikan Suka Duka Menempuh PPDS: Bekerja 12 Jam Sehari Untuk Keselamatan Pasien
BI KPw Jatim memprediksi pada 2024 inflasi akan berada di kisaran 2,5 persen. Kenaikan inflasi ini tidak bisa dihindari karena pengaruh faktor global yang sangat kuat.
Satu lagi penopang ekonomi Jatim yakni tingginya produksi pertanian di Jatim. Selama ini Jatim merupakan lumbung padi nasional. Ini menjadi nilai lebih Jawa Timur dalam menghadapi krisis global saat ini.
Kepala Kantor OJK Perwakilan Jatim Giri Subroto menyampaikan bahwa kinerja perbankan di Jatim saat ini cukup solid. Penyaluran kredit baik bagi UMKM maupun sektor produktif terus meningkat meskipun masih di bawah angka nasional. "Mayoritas disalurkan kepada sektor rumah tangga (konsumsi) dan industri pengolahan," kata Giri. (*)