HARIAN DISWAY – Militer Israel berencana melakukan serbuan ke Rafah. Koordinator Humas Aksi Hari Al-Quds Internasional se-Indonesia Dede Azwar mengatakan, yang dilakukan rezim zionis Israel harus diatasi dengan perlawanan. Tak hanya dengan suara.
"Rakyat Rafah atau Gaza secara umum bukan hanya korban. Mereka adalah pahlawan karena tetap bertahan di Tanah Air mereka," kata Dede saat dihubungi, Rabu, 10 April 2024.
Menurut Dede, pemberitaan media saat ini terlalu terpaku pada penderitaan warga Gaza saja. Padahal, kenyataan di lapangan mereka melakukan perlawanan terhadap penjajahan Israel.
BACA JUGA: Di Balik Jual Beli Serangan Israel-Iran
"Sikap saya terhadap rencana Israel menyerbu Rafah, jelas ini harus di-stop, tapi bukan dengan suara, melainkan dengan perlawanan," tegasnya.
Menurutnya, rezim Zionis tidak mengenal bahasa selain perang, jadi harus mendapat perlawanan. Ini yang menjadi alasannya sangat membela Palestina. "Kenapa kami membela Palestina begitu keras karena ini soal penjajahan," tutur Dede.
Kelompok WUC Kritisi Hamas
Dede juga mengkritisi jejaring aktivis World Uighur Congres (WUC) yang justru mengecam Hamas tapi tidak pernah mengkritisi penjajahan dan kekerasan Israel sejak 1948 sampai sekarang.
BACA JUGA: Imbas Israel Serang Iran: Rupiah Makin Anjlok, Ongkos Impor Ugal-ugalan, Waktunya Investasi Emas
Menurutnya, WUC merupakan kelompok yang didanai oleh National Endowment for Democracy (NED) milik Amerika Serikat. "Mereka (WUC) sudah didaftar, disebut pemerintah Tiongkok sebagai teroris," jelas Dede.
Dengan markas di Munich, Jerman, Dede mengatakan sudah bisa dipahami bahwa WUC merupakan "alat" Barat untuk mendestabilisasi Tiongkok.
"Sekarang identitas keislaman mereka pakai untuk dibenturkan dengan Hamas. Yang kita tahu, Hamas jatuh bangun membela Palestina," kata dia.
BACA JUGA: Iran Jatuhkan Tiga Pesawat Tak Berawak Israel, Klaim Daerahnya Aman
Menurut Dede, WUC tidak mengerti bahwa yang terjadi di Palestina ini adalah kolonialisme sejak 1948. Dan hal tersebut, kata dia, sudah terbukti dalam sejarah.
Ia menambahkan, era Hitler saja penjajahannya tidak separah yang terjadi di Gaza. Dede juga menuturkan, protes bakar diri di Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu menjadi hal yang luar biasa dalam membela Palestina.