Secara permainan, Nathan Tjoe-A-On telah menunjukkan diri sebagai pemain yang punya visi bermain tinggi berkat kemampuannya membaca pola permainan lawan.
Pemain kelahiran Rotterdam Belanda ini selalu bisa melakukan "cover area" di pertahanan akhir, terutama saat pemain pertahanan akhir out of possession atau terlalu naik.
Pada situasi ini, Nathan bisa segera "track back dan melakukan blocking area" untuk menutup ruang yang ditinggalkan Rizki Ridho, Mohamad Ferrari, ataupun Justin Hubner.
Nathan Tjoe-A-On juga bukan pemain yang agresif saat berada di ruang pertahanan akhir.
BACA JUGA: Blunder Penalti Terbayarkan! Statistik Komang Teguh Buktikan Kualitasnya di Piala Asia U-23
BACA JUGA:Dramatis! Timnas Indonesia U-23 Gebuk Australia, 1-0 untuk Garuda Muda
Ia terlebih dahulu akan menjaga jarak ideal dengan lawan yang bawa bola, dan baru melanjutkan aksinya dengan merebut atau intersep bola ketika sudah menemukan momentum yang tepat.
Dengan cara bermain seperti ini, Nathan Tjoe-A-On terlihat cukup pintar meminimalkan pelanggaran-pelanggaran berbahaya di area pertahanan sendiri.
Kemampuan lain yang paling menonjol dari pemain yang memiliki jalur darah dari kakeknya yang asli Semarang ini adalah "reading the game".
Keterlibatannya dalam fase menyerang dan bertahan sudah tidak perlu diragukan lagi.
Bahkan saat fase transisi dari bertahan ke menyerang maupun sebaliknya, ia bisa dengan cepat memposisikan diri untuk melakukan blocking ataupun memotong umpan lawan.
BACA JUGA:Dramatis! Timnas Indonesia U-23 Gebuk Australia, 1-0 untuk Garuda Muda
BACA JUGA:Timnas U-23 Takluk 2-0 dari Qatar: Garuda Muda Banyak Dirugikan, Netizen Serang Instagram Wasit
Pelatih Shin Tae-Yong cukup jeli membaca potensi Nathan Tjoe-A-On. Buktinya, ia menjelma sebagai pemain "penyeimbang" di ruang tengah timnas Indonesia U-23, sangat kentara sekali saat ia di duetkan dengan Marselino Ferdinand yang punya atribut lebih menyerang.
Pemain kelahiran Desember 2001 ini memiliki ketenangan dalam bermain, baik tanpa bola maupun saat menguasai bola.
Ia tidak memiliki postur tubuh yang ideal sebagai pemain gelandang, namun ketenangan dan body balance yang dimilikinya membuatnya tidak mudah jatuh saat mendapat gangguan pressing jarak dekat dari lawan.