Hamas Akhirnya Sepakati Gencatan Senjata, Desak Israel Turuti 3 Tuntutannya

Selasa 07-05-2024,13:17 WIB
Reporter : Hayu Anindya Azzahra
Editor : Salman Muhiddin

HARIAN DISWAY - Hamas mengumumkan bahwa pihaknya menerima proposal gencatan senjata, Senin, 6 Mei 2024 kemarin.

Pengumuman atas disepakatinya gencatan senjata oleh Hamas ini membawa kelegaan pada sekerumunan pengungsi yang menduduki Gaza.

Melalui situs resminya, Hamas menyampaikan bahwa Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh menyetujui proposal gencatan senjata melalui sambungan telepon.

BACA JUGA:Perundingan Gencatan Senjata Tak Digubris, Israel Bombardir Rafah: Pembalasan Untuk 4 Tentara Kami Yang Tewas

Saat itu, Haniyeh menghubungi perdana menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, dan dengan menteri intelijen Mesir, Abbas Kamel. 

Dilansir dari Al Jazeera Arab, salah satu anggota Hamas Khalil al-Hayya menuturkan bahwa proposal Qatar-Mesir ini mencakup penarikan pasukan Israel, penukaran sandera Israel dan Palestina, serta kembalinya pengungsi Palestina ke rumah mereka. 

Menurut al-Hayya, Proposal Qatar-Mesir mengatur proses gencatan senjata dalam 3 fase, dimana tiap fase rencananya akan berlangsung selama 42 hari.

BACA JUGA:Hamas Ingin Kesepakatan untuk Akhiri Perang, Netanyahu: Tuntutan Hamas Adalah Kekalahan bagi Israel

Pada tahapan pertama, kedua belah pihak akan melangsungkan proses negosiasi melalui mediator.

Setelahnya, akan dilanjutkan dengan pertukaran sandera disertai penarikan tentara Israel dari daerah-daerah tertentu. 

Penarikan ini, lanjut al-Hayya, akan beriringan dengan kembalinya para pengungsi ke rumah mereka serta penyaluran bantuan dan bahan bakar ke Gaza.

Kemudian pada tahap kedua, pihak Israel diharapkan untuk melakukan penghentian secara total dan permanen atas segala aktivitas militernya di wilayah Gaza.

BACA JUGA:Pembicaraan Gencatan Senjata Berlanjut, Netanyahu Sebut Akan Serang Rafah Dengan Atau Tanpa Kesepakatan

Pada tahap terakhir,  al-Hayya mengatakan bahwa pihaknya akan berfokus pada rekonstruksi wilayah Gaza pasca perang. Proses ini nantinya akan mendapatkan pengawasan dari Qatar, Mesir, dan badan-badan PBB lainnya. (Hayu Anindya Azzahra) 

Kategori :