SURABAYA, HARIAN DISWAY- Meskipun terdampak oleh tingkat inflasi pada Triwulan I tahun 2024, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Perwakilan Provinsi Jawa Timur memastikan pertumbuhan ekonomi regional di Jawa Timur tetap stabil.
Hal itu diutarakan Kepala Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Taukhid. Ia mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Jawa Timur mencapai 4,81 persen (year on year) pada periode tersebut.
Ini sekaligus menjadikan Bumi Majapahit sebagai kekuatan ekonomi kedua di Pulau Jawa. "Dalam konteks nasional, Jawa Timur berhasil berkontribusi sebesar 14,46 persen terhadap total PDB Indonesia, melebihi pertumbuhan ekonomi nasional," ujar Taukhid.
BACA JUGA: Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat di Wilayah Transmigrasi
Meski demikian, tingkat inflasi pada April 2024 mencapai 3,25 persen (y-o-y). Ini disebabkan karena pengaruh kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman, serta pakaian dan alas kaki.
"Beras, daging ayam ras, dan telur ayam ras menjadi penyumbang utama inflasi. Terutama pada momen Idul Fitri kemarin," imbuh Taukhid dalam keterangan yang diterima Harian Disway, Selasa, 21 Mei 2024.
Taukhid menegaskan bahwa meskipun inflasi diperlukan, pihaknya akan terus menjaga kestabilan ekonomi hingga akhir 2024. Targetnya agar tidak melebihi 2,5 persen.
Jajaran Kementerian Keuangan Perwakilan Provinsi Jawa Timur.-Humas Kemenkeu Jatim-
BACA JUGA: Masih Awal 2024, Sri Mulyani Sebut Penerimaan Pajak Negara Positif Hingga Rp149,25 Triliun
Di sisi lain. Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur salah satunya berkat kinerja ekspor. Nilai ekspor Jawa Timur mencapai USD 2,51 miliar atau sekitar Rp 40,1 triliun. Angka ini naik 34,75 persen (y-o-y) dan 39,10 persen (m-to-m).
Adapun nilai ekspor di Jawa Timur didominasi oleh ekspor non-migas. Yakni sebesar 97,66 persen dari total ekspor. Sedangkan pada sektor pariwisata, terjadi penurunan dibanding bulan sebelumnya.
Padahal, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Jawa Timur pada Maret 2024 meningkat di angka 75 persen (y-o-y). Selain itu, tingkat penghunian kamar hotel juga turun di angka 43,53 persen pada Maret 2024.
BACA JUGA: Tren Positif Neraca Perdagangan Ditunjukkan Sri Mulyani dari APBN yang Surplus Rp 22,3 Triliun
Namun, realisasi APBN Regional Jawa Timur menunjukkan kinerja yang baik. Realisasi Pendapatan Negara dari Jatim berhasil mencapai Rp 89,01 triliun dari target Rp 278,75 Triliun. Capaian surplus hingga Rp 46,04 triliun atau 30,94 persen.
"Itu terhitung dari target surplus di angka Rp 148,8 triliun," paparnya. Penerimaan atau Pendapatan Pajak dari Januari hingga April 2024 berhasil mencatat pertumbuhan positif. Yakni Rp 40,3 triliun atau sebesar 33,25 persen dari target penerimaan.