Mengenal Varian Covid-19 KP.1 dan KP.2 Yang Merebak di Singapura: Turunan Omicron

Jumat 24-05-2024,13:26 WIB
Reporter : Taufiqur Rahman
Editor : Taufiqur Rahman

JAKARTA, HARIAN DISWAY - Kasus infeksi virus Covid-19 yang tengah merebak di Singapura saat ini didominasi oleh varian KP.1 dan KP.2. 

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (MOH) Singapura, kasus Covid-19 di negeri Singa melonjak tajam pada periode 5 hingga 11 Mei 2024 dari minggu sebelumnya 13.000 an kasus menjadi 25.000 an kasus.  

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan, bahwa meskipun pandemi sudah tidak lagi menjadi status "kedaruratan global", tidak lantas membuat penularan Covid-19 berhenti.  

"Covid-19 memang masih bersama kita, tentu mungkin saja kasusnya pada waktu-waktu tertentu akan naik dan lalu turun lagi, sama seperti penyakit menular pada umumnya," kata Tjandra. 

BACA JUGA:Singapura Tangani 25 Ribu Kasus Covid-19 Varian Baru, Indonesia Waspada!

Selain itu, akan terus terbentuk varian-varian baru dari waktu ke waktu, baik sekarang maupun di masa waktu ke depan.

Khusus kejadian kenaikan kasus di Singapura saat ini kata Tjandra memang disebabkan oleh jenis varian galur virus KP.1 dan KP.2, yang merupakan kelompok dari subvarian JN.1 yang merupakan bagian dari Omicron.


Prof Tjandra Yoga Aditama paparkan galur silsilah varian virus Covid-19 Kp.1 dan KP.2 yang jadi penyebab melonjaknya kasus di Singapura-Dok Pribadi -

"Secara umum di dunia sekarang memang virus Covid-19 yang sedang dominan adalah varian Omicron, sub varian JN.1 dengan galurnya, termasuk KP.1 dan KP.2," papar mantan direktur penyakit menular WHO Asia Tenggara ini. 

Tjandra mengungkapkan, KP.1 dan KP.2 ini dikelompokkan pula dengan nama panggilan (nicknamed) 'FLiRT', sesuai dengan istilah tehnis mutasi yang terjadi.

BACA JUGA:Meskipun Kasusnya Melonjak di Singapura, Covid-19 Varian KP Belum DItemukan di Indonesia

Dari data yang ada sejauh ini, KP.2 ternyata lebih mudah menular daripada KP.1, KP.2 juga sudah dikategorikan sebagai variant under monitoring (VOM) oleh WHO.

Meski demikian, Tjandra menegaskan bahwa kasus yang ada sejauh ini adalah ringan, tidak ada dampak berarti pada perawatan di rumah sakit dan apalagi ICU.

"Karena itu, nampaknya akan dapat dikendalikan dengan baik dan akan turun lagi sesudah puncak kasusnya tercapai. Sekali lagi kasusnya umumnya adalah ringan," jelasnya. 

Untuk antisipasi di Indonesia, menurut Tjandra perlu ada 3 hal yang dilakukan. Pertama, mengikuti dengan seksama peningkatan kasus di Singapura, dan juga di negara lain, seperti terjadi juga di India dan beberapa negara lainnya. 

Kategori :