Identitas Budaya Masyarakat Jawa Kuno: Sebuah Tradisi Kulineran dalam Prasasti Masahar

Sabtu 01-06-2024,12:48 WIB
Reporter : Lauhil Fatihah
Editor : Heti Palestina Yunani

BACA JUGA:Kenapa Mesti tentang Chairil Anwar? (1): Semangat Jiwa Petarung

Prosesi Kulineran 

Prosesi awal aktivitas kulineran disebutkan di baris ke-1 sampai dengan ke-7 pada bagian sisi kanan prasasti. Dijelaskan bahwa Sang Makudur telah selesai menggelar upacara manguyut atau peresmian Sima.

Selanjutnya berganti penampilan dan duduk bersama dengan semua peserta upacara peresmian Sima untuk memulai tradisi kulineran. Semua para pihak yang berkepentingan (para bangsawan) berpindah ke pusat tempat upacara.

Diikuti masuk secara berurutan oleh para pejabat lain. Termasuk para pejabat, patih, pejabat pelaksana, para tetua, para pemimpin, dan para pejabat dari desa-desa yang berbatasan dengan Sima. Mulai dari yang tua sampai yang muda.

Baik laki-laki dan perempuan. Seluruh tamu undangan duduk di sebuah tempat untuk memulai tradisi kulineran.

Kuliner Makanan

Di baris ke-8 sampai ke-25 membahas jenis-jenis kuliner yang disajikan pada upacara peresmian Desa Sima. Seluruh bangsawan yang hadir dijamu dengan nasi yang ditanak.

Mereka mendapatkan makanan lain berupa sayur kelo atau kelan yakni semacam aneka macam sup santan yang berisi sayuran. Terkadang campur daging atau ikan.

BACA JUGA: Jaranan Mataraman: Identitas Sejarah, Kearifan Lokal, dan Warisan Budaya Tak Benda Desa Sanan

Terdapat pula jenis makanan ringan yaitu berupa jajanan dan makanan yang dimasak dengan cara sangrai. Sedangkan jenis makanan lauk disebutkan daging cincang, sayur urap, kulupan atau sayur rebus, dan sambal kuah.

Di antara itu ada daging dendeng yakni daging yang dikeringkan. Dalam perjamuan terdapat sea food yaitu ikan asin, ikan kakap, udang, kuah daging seperti semacam rawon, dan kepiting air tawar atau sungai.
Tradisi kulineran yang merupakan istilah zaman sekarang yang berarti aktivitas menikmati makanan dan minuman ternyata sudah termuat dalam prasasti sebagai identitas masyarakat Jawa Kuno. -iStock-

Disajikan pula, telur, kacang-kacangan polong, dan hasil dari sapi perah, yaitu susu sapi. Pun tulang atau balungan yaitu makanan olahan berbahan tulang hewan. Ada makanan yang diolah dari batang pisang. Seluruhnya dihidangkan dalam 10 wadah besar. 

Selanjutnya ada makanan ringan yang berfungsi sebagai tambul (camilan) untuk minuman alkohol tradisional. Seperti kurawu yakni makanan yang terbuat dari singkong yang dicampur dengan kelapa, lalu kurma, asam, dan dodol.

BACA JUGA: Perjuangan Perempuan di Balik Kain, Pameran Wastra Nusantara Koleksi KCBI

Kuliner Minuman

Kategori :