Maskapai penerbangan mungkin tidak akan menggantikan pilot dengan kecerdasan buatan dalam waktu dekat. Tetapi, para pakar industri penerbangan mengatakan bahwa teknologi baru itu sudah mulai merevolusi cara bisnis maskapai.
SISTEM penerbangan udara memang sangat membutuhkan akurasi data. ’’Data dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) adalah pendongkrak yang fantastis untuk sektor penerbangan,’’ kata Julie Pozzi, kepala ilmu data dan AI di Air France-KLM, menjelang pertemuan ke-80 Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) di Dubai.
Menurut Agence France-Presse, para eksekutif maskapai penerbangan sudah berkumpul di Uni Emirat Arab mulai Senin, 3 Juni 2024. Mereka akan membahas perkembangan mutakhir industri tersebut. Termasuk menggagas proyek AI yang akan membantu sektor itu. Atau, bisa juga membentuk pola baru dalam dunia penerbangan.
BACA JUGA : Pilot dan Kopilot Batik Air Tertidur Bersamaan Saat Penerbangan Kendari-Jakarta
Sejumlah pengamat mengatakan bahwa AI adalah peluang anyar untuk meningkatkan produktivitas. Muaranya adalah kuntungan dan keunggulan dalam kompetisi. Mengingat, selama ini perusahaan penerbangan—mengaku—terbiasa menjalankan bisnis dengan margin yang tipis.
’’Tidak diragukan lagi, AI bisa menciptakan permainan baru. Bisa mempercepat teknologi dengan kemampuan yang luar biasa,’’ kata Geoffrey Weston, konsultan kepala industri penerbangan di Bain & Company yang berbasis di AS.
"Ketika Anda menjumpai banyak ketidakpastian, yang bisa membantu Anda adalah AI. Ia bisa menyampaikan informasi yang tepat kepada orang yang tepat secepat mungkin," katanya.
AWAK KABIN bersiap di dalam pesawat C919 yang diproduksi Tiongkok. Maskapai masih membutuhkan sentuhan manusia untuk mengendalikan pesawat dan melayani penumpang.-Peter Parks-AFP-
Air France-KLM sudah melakukan hal itu. Mereka punya 40 proyek yang menggunakan kecerdasan buatan generatif semacam ChatGPT. Dan mereka berharap AI akan semakin berkembang untuk membantu bisnis mereka.
BACA JUGA : Ribuan Pekerja IBM akan Diganti Robot Artificial Intelligence
Salah satu rencana perusahaan Prancis-Belanda itu adalah alat yang merespons pelanggan dalam 85 bahasa berbeda dan akan dipasang di tablet yang digunakan Air France. Dan peranti itu dijadwalkan rilis pada 2025 di bandara Paris Charles de Gaulle.
Operator bandara, Groupe ADP, juga telah meluncurkan beberapa peranti AI. Mereka bekerja sama dengan industri rintisan (startup). Salah satunya, Allobrain. AI mereka bisa mengenali suara dan menjawab panggilan telepon yang masuk ke pengelola bandara.
Dan AI itu sangat manjur. ’’Bisa mengurangi jumlah panggilan tak terjawab dari 50 persen menjadi 10 persen," kata Alban Negret, kepala divisi inovasi ADP.
KESIBUKAN BANDARA di Kempegowda International Airport di Bengaluru, India, 1 Juni 2024. Pengelola bandara mulai menggagas sistem yang meningkatkan kenyamanan penumpang.-IDREES MOHAMMED-AFP-
Operator bandara juga mulai menyerahkan sistem pengaturan area drop-off serta shuttle melalui AI. Sebab, kata pakar kedirgantaraan Jerome Bouchard, di tengah kian kompetitifnya bisnis penerbangan, hal yang bisa membuat penumpang nyaman adalah pengurangan waktu tunggu naik pesawat.
"Kita punya semakin banyak penumpang di ruang yang semakin terbatas. Dan kita masih punya sistem pengelolaan layanan seperti era 1970-an," kata konsultan untuk praktik Transportasi dan Layanan Oliver Wyman.
Selain itu, yang juga digagas adalah penggunaan peranti pengenalan wajah di bandara. Demi keamanan. "Tetapi semua ini memerlukan koordinasi dan sinkronisasi data yang sangat besar. Ini yang masih kurang dan harus dikembangkan,’’ timpal Bouchard.
BOEING 787 DREAMLINER milik maskapai Juneyao Airlines bersiap mendarat di Bandara Internasional Pudong, Shanghai.-Agence France-Presse-