5. Kurangnya interaksi sosial langsung: Jika Anda lebih memilih berinteraksi secara digital daripada secara langsung, hal ini dapat mengindikasikan masalah yang perlu diperhatikan.
BACA JUGA:Bahas Pola Parenting, Fery Farhati Bagikan Trik Mengatasi Anak Kecanduan Gawai
Buat Anda yang mengalami tanda-tanda di atas, berikut tip yang perlu Anda lakukan untuk melakukan detoksifikasi digital:
1. Buat batasan waktu: Tentukan waktu yang tepat untuk menggunakan teknologi dan hindari penggunaan berlebihan di luar waktu tersebut.
2. Hilangkan notifikasi yang tidak penting: Nonaktifkan notifikasi yang tidak perlu agar tidak terganggu secara konstan.
BACA JUGA: Bantu Daerah Terpencil dengan Teknologi
3. Waktu tanpa teknologi: Jadwalkan waktu yang membuat Anda dengan sengaja tidak menggunakan teknologi sama sekali, seperti saat menjalani hobi atau berolahraga.
4. Pilih konten yang positif: Pilih konten online yang mendukung kesejahteraan mental dan hindari konten yang dapat memicu stres atau kecemasan.
5. Berkomunikasi secara langsung: Prioritaskan interaksi sosial langsung dengan keluarga dan teman-teman daripada hanya melalui media sosial.
BACA JUGA: Cara Periksa Notifikasi Ponsel Android di PC Windows untuk yang Doyan Multitasking
Detoksifikasi digital bukanlah tentang menghindari teknologi sepenuhnya, melainkan tentang menggunakan teknologi dengan lebih bijak dan sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Dengan menetapkan batasan yang sehat dan mengutamakan keseimbangan antara dunia digital dan dunia nyata, kita dapat menjaga kesehatan mental kita di era teknologi ini.
Melakukan detoksifikasi digital dapat membantu individu untuk menemukan keseimbangan yang lebih sehat antara penggunaan teknologi dan kehidupan sehari-hari, serta meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. (*)
Artikel ini ditulis oleh Nanda Ulya Darojat, Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, peserta magang reguler Harian Disway.