HARIAN DISWAY - Siapa yang tidak bisa hidup tanpa media sosial? Sepertinya, di era modern ini, tidak ada yang bisa sepenuhnya melepaskan diri dari media sosial.
Baik untuk urusan pekerjaan, mencari informasi, sosialisasi, atau sekadar untuk hiburan pun, media sosial bisa jadi jujukan. Sejak bangun pagi, kita sudah terbiasa mengecek Instagram dan Twitter. Lalu di sela-sela pekerjaan, kita scroll TikTok.
Namun, tahukah Anda bahwa media sosial memiliki momentum khusus untuk diperingati? Namanya Hari Media Sosial. Ia diperingati tiap 10 Juni. Tujuan peringatan ini adalah untuk mendorong masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial.
BACA JUGA:Seruan All Eyes On Papua Ramai Dibagikan di Media Sosial, Apa Maknanya?
Lantas, bagaimana sejarah di balik pencetusan Hari Media Sosial di Indonesia tersebut? Simak informasi berikut ini.
HARI Media Sosial Indonesia diperingati tiap 10 Juni: sejarah dan cara merayakannya.-Mikoto-Pexels
Media sosial kini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman, berbagai platform media sosial terus bermunculan.
Ketergantungan terhadap media sosial bisa diibaratkan sebagai "penyakit" yang menghinggapi masyarakat Indonesia secara khusus, ketika banyak waktu luang dihabiskan hanya untuk berselancar di dunia maya.
Tapi di Indonesia, kita memiliki sebuah perayaan yang memperingati Hari Media Sosial. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran, sehingga setiap aktivitas yang dilakukan di media sosial bisa memberikan dampak positif bagi banyak orang.
BACA JUGA:Jadi Perbincangan Para Bunda di Media Sosial, Sebenarnya Apa Sih Freeze Drying ASI Itu?
BACA JUGA:Promosi Perusahaan Lebih Menarik berkat Editor Video Sekaligus Kreator Konten Media Sosial
"Hari Media Sosial adalah hari berbagi hal-hal positif, pesan-pesan kebaikan dan inspirasi bersama teman-teman, keluarga, dan bahkan pelanggan Anda," begitu yang tercantum di website resmi Hari Media Sosial.
Sejarah Hari Media Sosial Indonesia
Hari Media Sosial di Indonesia pertama kali diperingati pada 2015. Ide perayaan itu berasal dari Handi Irawan, seorang pengusaha asal Solo, Jawa Tengah.
Handi memulai kariernya sebagai pakar pemasaran dan dikenal sebagai salah satu pembicara terbaik di Indonesia dalam bidang konten dan pengetahuan.