HARIAN DISWAY - Ada yang bilang, manjur/tidaknya suatu obat, bergantung pada anggapan atau sugesti kita. Misalnya, kalau kita yakin obat tertentu bisa menyembuhkan penyakit X, maka akan manjur.
Kalau kita tidak yakin obat tersebut bisa menyembuhkan penyakit X, kendati telah banyak orang yang mengaku penyakit X-nya sembuh setelah minum obat dimaksud, maka tetap tidak akan sembuh.
Mungkin itulah kenapa ada ungkapan Mandarin yang menyatakan, "信者有,不信者无" (xìn zhě yǒu, bù xìn zhě wú): kalau percaya maka ada, kalau tidak percaya maka tidak ada.
BACA JUGA: Cheng Yu Pilihan Bendahara Umum BPD Hipmi Jawa Tengah Teddy Tirtayadi: Bu Ci Xin Lao
Barangkali pula, "mantra" ini yang menjadi salah satu penentu bisa/tidaknya kita melewati rintangan yang membentang di mana-mana dalam kehidupan kita.
Dalam artian, kalau kita berpikir bahwa kita bisa sukses sekalipun onak berduri berserakan di sana-sini, maka kita akan sukses juga pada akhirnya. Pun sebaliknya.
Yoyok Sukawi yang anggota komisi X DPR-RI dan CEO PSIS Semarang mengajak kita untuk menanamkan sugesti positif begitu. "Yuk bisa yuk," jawab Yoyok, ketika ditanya apa moto hidupnya.
Ya, optimisme bahwa kita pasti bisa, akan memberikan fondasi mental yang kuat dan daya juang yang kokoh dalam menghadapi beragam aral yang ada. Kita akan termotivasi untuk terus berusaha dan tidak mudah menyerah. Sekalipun harus berhadapan dengan kesulitan sejelimet apa pun.
Apalagi, sejak kecil kita sudah diyakinkan oleh RA Kartini bahwa "habis gelap terbitlah terang". Petuah luhur Tiongkok juga menegaskan, "车到山前必有路" (chē dào shān qián bì yǒu lù): begitu berhadapan dengan kesulitan, pasti ada jalan keluar. (*)