JAKARTA, HARIAN DISWAY - ndonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan memanfaatkan sektor kehutanan dan lahan dalam program nasional Indonesia's FOLU Net Sink 2030.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk mencapai tingkat emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar -140 juta ton CO2e pada tahun 2030.
"Program ini dilakukan secara terstruktur dan sistematis," lanjutnya.
Indonesia's FOLU Net Sink 2030 mencakup penetapan kebijakan dan implementasi di sektor kehutanan yang diharapkan dapat membantu mengatasi dampak perubahan iklim.
BACA JUGA:Pertamina Paparkan Strategi Ganda Menuju Net Zero Emission di CERAWeek Houston
BACA JUGA:60 Mahasiswa Indonesia-Singapura Bikin Oversized Outer Berkonsep Zero Waste
Program ini terdiri dari tiga aksi utama:
1. Pengurangan Deforestasi
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan fokus pada pengurangan laju deforestasi dengan pengendalian karhutla (kebakaran hutan dan lahan) dan pengurangan deforestasi secara keseluruhan.
2. Menjaga dan Melestarikan Hutan
Kondisi tutupan hutan yang ada akan dijaga dan dilestarikan untuk mempertahankan kemampuannya dalam menyerap emisi.
3. Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Upaya rehabilitasi hutan dan lahan akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuannya dalam menyerap emisi.
Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan menjelaskan bahwa tujuan program Indonesia's FOLU Net Sink 2030 adalah untuk memanfaatkan sektor kehutanan dan lahan secara berkelanjutan untuk mengurangi emisi gas rumah kakaca
Hal itu dilakukan untuk menyelaraskan dengan tujuan Indonesia dalam pembangunan berkelanjutan, SDGs, Perubahan Iklim Paris Agreement, Aichi Biodiversity Targets, Pengendalian Degradasi Lahan, dan berbagai konvensi internasional yang telah ditetapkan dan menjadi komitmen pemerintah.