Hal itu membuat Labar/Corvee geram. Mereka lantas menggugat BWF ke CAS. Hasilnya, CAS mengabulkan tuntutan Labar/Corvee, sehingga mereka bisa tampil di Olimpiade Paris 2024.
GANDA putra dirugikan! PBSI protes keras BWF soal kesalahan poin kualifikasi Olimpiade Paris 2024. Foto: Christo Popov/Toma Junior Popov bisa bermain di Olimpiade karena kesalahan penghitungan poin kualifikasi.-BWF-
Jadi, untuk kali pertama dalam sejarah Olimpiade, jumlah kontestan sektor ganda putra menjadi 17 pasangan. Fadil Imran mengatakan, kesalahan hitung itu mencederai sportivitas dan nilai-nilai luhur Olimpiade lainnya.
Nah, karena 17 pasangan itu akan dibagi ke empat grup, akan ada satu grup yang berisikan lima pasangan. Sementara tiga grup lainnya berisi 4 pasangan. Hal itu tentu tidak adil.
BACA JUGA:Fajar/Rian Kenang Perjalannya ke Olimpiade, dari Sparring Partner Jadi Single Fighter
"Jika nanti Fajar Alfian/Muhamad Rian Ardianto masuk ke grup itu (yang berisi lima pasangan), maka mereka akan bertanding empat kali di fase grup," kata Fadil Imran. "Ini sangat merugikan, karena ada penambahan satu pertandingan," lanjut jendral polisi bintang 2 tersebut.
Selain itu, kesalahan perhitungan poin ini juga ditengarai merugikan pasangan Indonesia, M Sohibul Fikri/Bagas Maulana. Tepatnya saat di ajang Badminton Asia 2024.
Saat itu, Fikri/bagas menjadi unggulan 8 dalam hitungan baru. Padahal, awalnya, mereka berada di seeded 9. Posisi Bagas/Fikri yang dikejar, alih-alih mengejar, membuat tekanan yang mereka rasakan lebih kuat. Alhasil, Fikri/Bagas kalah di babak pertama.
Fajar Alfian (tengah) dan Apriyani Rahayu (kiri) menyerahkan trofi runner up Piala Thomas dan Uber 2024 kepada Sekjen PP PBSI M. Fadil Imran di Gedung VVIP Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta pada Senin, 6 Mei 2024-Ragil Putri Irmalia-
BACA JUGA:Hasil BAC 2024: Fikri/Bagas Kandas, Kans Lolos Olimpiade Pun Pupus...
BACA JUGA:Fajar/Rian Ingin Gandeng Bagas/Fikri ke Olimpiade Paris 2024
Fadil menegaskan, PBSI akan segera berkirim surat ke BWF untuk menyikapi situasi tersebut. PBSI secara keras akan meminta pertanggungjawaban dari BWF. Dalam bentuk apa pertanggung jawaban itu, belum dijelaskan.
BWF sebelumnya sudah menciptakan kontroversi dengan menempatkan dua unggulan 10 besar sektor ganda putri di satu grup.
Ya, di Grup A putaran final nanti dihuni pasangan-pasangan "mengerikan". Yakni ganda putri nomor 1 Chen Qing Chen/Jia Yifan, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara (peringkat 6), dan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti (peringkat 9).
BACA JUGA:Ini Calon Sparring Partner Fajar/Rian Sebelum ke Olimpiade Paris 2024
BACA JUGA:Menjelang ke Olimpiade Paris 2024, Ganda Putra Badminton Tambah Porsi Latihan