Israel Salahkan Hizbullah Atas Serangan Roket di Golan, Warga Lokal Sebut Rudal Pencegat Milik Israel Sendiri

Senin 29-07-2024,19:25 WIB
Reporter : Vrisca Sheilla*)
Editor : Taufiqur Rahman

HARIAN DISWAY - Sebuah wilayah yang diduduki Israel, yakni Kota Druze, utara Majdal Shams, Dataran Tinggi Golan mengalami serangan rokte pada Sabtu, 27 Juli 2024 lalu.

Pelaku utamanya belum dipastikan, namun pihak Israel mengklaim bahwa kejadian tersebut diakibatkan oleh sebuah roket yang ditembakkan Hizbullah dari arah Lebanon.

Mereka mengumpulkan beberapa bukti, seperti pecahan peluru yang diduga berasal dari roket Falaq-1 milik Hizbullah yang ditembakkan dari arah Lebanon Selatan.


Gambar-gambar ini, yang dirilis oleh IDF pada 28 Juli 2024, menunjukkan pecahan peluru yang diduga dari roket Falaq-1 yang diluncurkan oleh Hizbullah di Majdal Shams.-(Pasukan Pertahanan Israel)-The Times of Israel

Israel lantas mengumumkan bahwa serangan tersebut memakan 12 nyawa anak-anak ditambah 44 korban lainnya yang terluka.

Ketegangan di Israel semakin bertambah, yakni ketika para menteri Israel mendatangi Kota Druze pada hari Sabtu dan Minggu yang justru disemprot amarah oleh warga setempat yang merasa Israel tidak bisa memberikan perlindungan pada mereka.

"Kami ingin tenang dan kami tidak mengerti! Kami bosan dengan janjimu!” teriak salah satu warga pada Menteri Keuangan Bezalel Smotrich.

BACA JUGA:UEA, AS, dan Israel Diam-Diam Ketemuan untuk Bahas Rencana Pasca-perang Untuk Gaza!

BACA JUGA:IOC Tolak Coret Israel dari Olimpiade Paris 2024, Atlet Israel Malah Dapat Fasilitas Tambahan!

Melihat kondisi di Majdal Shams yang dipenuhi kemarahan dan kesedihan warga, Ketua Forum Otoritas Druze dan Sirkasia, Yasser Gadban, diketahui sempat membuat surat permintaan pada sejumlah aparat agar tidak datang ke daerah mereka, termasuk saat pemakaman.

"Kami meminta semua perwakilan pemerintah, menteri dan pejabat senior, jangan datang," tulis Gadban dalam pernyataan itu.

"Karena sensitivitas situasi, kami meminta agar Anda tidak mengubah peristiwa pembantaian menjadi peristiwa politik. Kami meminta pemakaman yang tenang dan religius sesuai dengan kebiasaan Druze," imbuhnya.

Mengetahui ada kekacauan di wilayah yang didudukinya, Netanyahu memutuskan untuk kembali ke Israel lebih cepat dari perjalanannya di Amerika Serikat beberapa waktu lalu.


Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengadakan pertemuan kabinet keamanan pada 28 Juli 2024, untuk membahas reaksi Israel terhadap serangan mematikan yang diduga dari Hizbullah di Dataran Tinggi Golan sehari sebelumnya.-(Haim Zach/GPO)-The Times of Israel

Saat pria yang juga tengah menghadapi skandal dugaan kasus korupsi itu tiba di Israel pada Minggu, 28 Juli 2024, ia bergegas untuk menghadiri rapat kabinet di kantornya.

Dalam pertemuan sekitar empat jam, para aparat Israel sepakat bahwa Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant memiliki wewenang untuk memutuskan respons apa yang diberikan Israel pada Hizbullah baik terkait skala maupun waktu serangan.

Serangan Hizbullah yang dinilai Israel sudah melampaui batas itu juga terdengar hingga di telinga Amerika Serikat (AS).

Kategori :