Pesona Barkhor Bazaar, Tibet, Meneguk Harmoni dalam Secangkir Teh

Rabu 31-07-2024,09:00 WIB
Reporter : Guruh Dimas Nugraha
Editor : Guruh Dimas Nugraha

Pada Juli 2021, Presiden Tiongkok Xi Jinping mengunjungi Barkhor Bazaar. Ia mengapresiasi pengembangan pariwisata, industri kreatif budaya, dan pelestarian warisan budaya Tibet di toko-toko spesialis di area tersebut. Xi Jinping menyebut Barkhor Bazaar sebagai tempat berbagai kelompok etnis di Tiongkok yang bersatu. Mereka bersama-sama membangun kebahagiaan dan harmoni.

Salah satu bangunan bersejarah yang terdapat di Barkhor Bazaar adalah bekas kantor menteri besar yang telah berdiri sejak masa pemerintahan Dinasti Qing (1644-1911) di Xizang. Kompleks bergaya Tibet yang berusia 300 tahun itu kini berfungsi sebagai museum publik. 

BACA JUGA:Huaxiacheng di Weihai, Tiongkok: Bekas Tambang yang Disulap jadi Wisata Menawan


Pesona Barkhor Bazaar, Tibet, Meneguk Harmoni dalam Secangkir Teh. Sudut pasar Barkhor yang berusia 1.300 tahun di Lhasa, daerah otonomi Xizang, pusat perdagangan yang ramai, dan rumah bagi berbagai tempat budaya, seni dan keagamaan, serta kompleks peruma-Lhamo-China Daily

Di museum itu, pengunjung dapat melihat berbagai artefak budaya, foto, dan berbagai objek lainnya. Semua itu menunjukkan bagaimana Xizang telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Tiongkok sejak zaman kuno. 

Sonam Drolkar, direktur museum, mengatakan, "Tempat ini juga berfungsi sebagai pusat komunitas bagi para lansia yang tinggal di sekitar Barkhor Bazaar. Mereka kemari dan saling berbincang. Mengingat masa lalu."

Keunikan lain dari Barkhor Bazaar adalah keberagaman etnis. Salah satu contohnya adalah Ratna Kumar, pemilik Syamukapu Nepali Shop yang menjual patung Buddha. 

BACA JUGA:Ngebut dengan Banana Boat, Mencari Yang Seru di Pantai Dalegan Gresik

Ratna Kumar, yang keluarganya membuka toko di Barkhor Bazaar sekitar 140 tahun lalu, datang ke Lhasa dari Kathmandu saat berusia 28 tahun. Ia menjalankan bisnis keluarga secara turun-temurun. Kini, ia telah tinggal di Lhasa selama empat dekade dan menikah dengan wanita Tibet.

Barkhor Bazaar bukan hanya tempat untuk berbelanja, tetapi juga menjadi titik temu bagi berbagai budaya dan etnis, mencerminkan harmoni yang ada di Lhasa. Xu Meng, seorang perencana kota di Akademi Perencanaan dan Desain Kota China, menyebut bahwa Barkhor adalah contoh integrasi yang sukses antara berbagai kelompok etnis dan budaya.

Dengan kehadiran berbagai kelompok etnis yang tinggal dan berbisnis di area tersebut, Barkhor Bazaar menjadi cermin dari kekayaan budaya dan sejarah Xizang. 

BACA JUGA:Eksotisme Pantai Kondang Bandung di Malang

Pengalaman berjalan di sekitar Kuil Jokhang, menyaksikan orang-orang berdoa dan membaca kitab suci, memberi kesan mendalam bagi wisatawan. Kekhasan kuliner, keharmonisan. Itulah yang terlihat dalam wajah penduduk lokal. 

Wisatawan pun menjadi nyaman di tempat itu. Menunjukkan bahwa Barkhor Bazaar adalah tempat masa lalu dan masa kini, tradisi dan modernitas, hidup berdampingan dengan damai. Seperti teh manis Tibet. Antara teh hitam dan susu bubuk. Menyatu. Menjadi kekhasan yang hangat dan cermin kebersamaan. (Guruh Dimas Nugraha)

Kategori :