BACA JUGA:Aprilia Sky, Duta Ibu Cerdas Ajak Sosialita-Influencer Arisan yang Bernilai
Juga berbagai komentar lainnya dengan beragam ekspresi. Sebagian besar menanggapinya dengan positif. Konten itu sukses membuat banyak netizen terpingkal.
Evelyn berbicara tentang kultur Tionghoa dengan jenaka. Dia mampu mengubah perspektif banyak orang. Bahwa orang Tionghoa kerap dicitrakan pelit, sombong, kurang mudah bergaul, dan sebagainya.
Tapi dengan konten jenaka itulah masyarakat bisa tahu bahwa tradisi Tionghoa adalah bagian dari pot besar atau melting-pot kebudayaan Indonesia. "Alam pikir atau perspektif seperti itu masih ada di lingkungan masyarakat Tionghoa. Meski ada juga yang sekarang lebih terbuka, mau menerima semuanya," ujarnya.
BACA JUGA:Tip Cerdas Bermedsos ala Influencer Dakwah Kadam Sidik
Ini Sosok Evelyn Hutani, Influencer Konten Tionghoa Mengundang Tawa. Sosok Evelyn Hutani konsisten dan intens membuat konten kreatif melalui TikTok dan berbagai media sosial lainnya.-Evelyn Hutani-HARIAN DISWAY
"Tapi orang Tionghoa sekarang lebih terbuka, sih. Walaupun ada juga yang masih mempertahankan nilai-nilai itu. Seperti nanya-nanya trah atau marga. Setelah tahu pun masih ditanya: Tionghoa bagian mana. Misalnya Hokkian, ditanya lagi, Hokkian sebelah endi (Hokkian sebelah mana, Red)," katanya, kemudian tertawa.
Bagaimana dengan keluarga Evelyn? "Kalau keluarga saya lebih open-minded. Terbuka. Wes pokoke entuk calon sing mapan (pokoknya dapat calon suami yang mapan, Red). Mapan dalam hal apa pun. Termasuk secara emosional matang. Udah. Aman, wes," terang influencer 26 tahun itu.
Meski begitu, sampai saat ini Evelyn masih menjalankan beberapa tradisi keluarga. Seperti Ceng Beng, atau tradisi berziarah ke makam leluhur. "Ceng Beng masih. Imlek juga. Kalau Imlek pasti kumpul-kumpul keluarga. Nah, disitu dapat angpau," ungkapnya, lantas tertawa.
BACA JUGA:Aprilia Sky, Duta Ibu Cerdas Ajak Sosialita-Influencer Arisan yang Bernilai
Selain tentang Tionghoa, Evelyn juga mengeksplorasi tema-tema yang ada dalam keseharian masyarakat. Seperti saat dia berperan sebagai dukun. Dengan peran itu dia menerawang permasalahan kliennya yang punya gaji UMR tapi sakit-sakitan. Ada pula terawangan soal kliennya yang ditinggal kekasih setelah berpacaran lama, dan lain-lain.
Konten-konten itu dapat melebur untuk semua kalangan. Termasuk para generasi muda masa kini. Dia pun kerap mengolah tema-tema yang berkaitan dengan remaja.
Insan kreatif itu jumlahnya sangat banyak. Termasuk di Surabaya. Menurut Evelyn, insan kreatif harus mampu mengolah tema-tema kekinian. Pun memiliki kekhasan. Dua hal itulah yang membuat seorang influencer dapat meraih kesuksesan.
*Meniti karier sebagai karyawan, baca seri selanjutnya...