Eskalasi Konflik di Timur Tengah Pasca Tewasnya Ismail Haniyeh

Jumat 02-08-2024,22:15 WIB
Oleh: Tofan Mahdi*

ISMAIL HANIYEH, pemimpin tertinggi Biro Politik Hamas, tewas dalam sebuah serangan rudal saat berada di Teheran, ibu kota Iran, Rabu, 31 Juli 2024. Hamas dan Iran meyakini Israel berada di balik serangan tersebut. 

Eskalasi konflik di Timur Tengah pun kembali memanas dan prospek perdamaian antara Palestina dan Israel makin jauh untuk bisa diwujudkan. Hamas, Hizbullah Lebanon, dan Iran secara eksplisit menyatakan bahwa retaliasi atas pembunuhan Haniyeh tak bisa terelakkan.

GAZA MAKIN MENDERITA

Satu konsekuensi yang pasti terjadi pasca tewasnya Ismail Haniyeh adalah nasib rakyat Palestina yang kian menderita. Terutama rakyat Palestina yang tinggal di Jalur Gaza yang hampir satu tahun terakhir menjadi sasaran serangan militer Israel. 

BACA JUGA: Ismail Haniyeh Wafat: Seruan Hari Solidaritas Palestina pada 3 Agustus

BACA JUGA: Profil Ismail Haniyeh, Pemimpin Hamas yang Tewas Diserang Zionis

Kondisi fisik Kota Gaza porak-poranda, infrastruktur kota lumpuh, bahkan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit belum beroperasi. Serangan membabi buta Israel dengan dalih melumpuhkan perlawanan pejuang Hamas tidak sepenuhnya tercapai. Ribuan warga sipil Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, menjadi korban serangan Israel tersebut. 

Selain bertujuan melumpuhkan Hamas, serangan ke Gaza juga dimaksudkan untuk membebaskan sejumlah warga Israel yang menjadi sandera Hamas. Di tengah perundingan gencatan senjata dan pertukaran tahanan, Israel melakukan manuver militer yang menewaskan tokoh karismatik Hamas, Ismail Haniyeh. 

Prospek perdamaian antara Palestina dan Israel pun makin jauh mendekati realitas.

Seperti diketahui, saat ini wilayah Palestina terpecah menjadi tiga dengan administrasi pemerintahan yang berbeda. 

BACA JUGA: Pemimpin Tertinggi Hamas Ismail Haniyeh Tewas Dibunuh di Teheran

BACA JUGA: PM Malaysia Sebut Meta Pengecut Karena Hapus Postingan Tentang Ismail Haniyeh

Tiga wilayah tersebut adalah Jalur Gaza yang dikuasai Hamas, Tepi Barat (West Bank) yang dikuasai kelompok politik Fatah, dan wilayah Jerusalem Timur yang secara administratif berada di bawah kendali Israel sejak 1967. 

Di antara tiga wilayah tersebut, wilayah Tepi Barat dan Gaza relatif independen dari kekuasaan langsung Israel. Sebaliknya, wilayah Jerusalem Timur praktis berada di dalam kendali dan kekuasaan pemerintah Israel.

Jalur Gaza sendiri resmi kembali ke wilayah Palestina pada 2005 dan kelompok politik Hamas memegang kendali pemerintahan sejak saat itu. Namun, karena sikap perjuangan Hamas yang lebih keras terhadap Israel, negara Zionis marah dan memblokade total wilayah Jalur Gaza sejak 2006.

Kategori :