Sambutan Jokowi di Sidang Kabinet Perdana di IKN: Pindah Ibu Kota, Pindah Pola Pikir!

Senin 12-08-2024,11:13 WIB
Reporter : Della Aulia*
Editor : Taufiqur Rahman

HARIAN DISWAY - Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin secara resmi membuka sidang Kabinet Paripurna Perdana di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Senin, 12 Agustus 2024. 

Sidang tersebut istimewa karena merupakan sidang kabinet yang diadakan pertama kali di Istana Negara baru di IKN.

Dalam pengantar tersebut Jokowi kembali menjelaskan tentang bebrapa hal mengenai kepindahan Ibu Kota dari Jakarta ke IKN. Bukan hanya karena berpindah secara fisik, namun yang penting adalah pindahnya pola pikir, mindset, dan pola kerja sehingga bisa bekerja dimana saja.

Kemudian Jokowi juga menyinggung soal pindahnya "mindset" mobilitas karena di IKN semuanya memakai kendaraan listrik dan memakai energi yang hijau.

"Bangunan di IKN semuanya diarahkan ke green building, akses mobilitasnya juga diprioritaskan untuk pejalan kaki dan yang naik sepeda. Ekonomi yang dikembangkan juga ekonomi hijau, digital, data center, finansial center dan lainnya," jelas Jokowi Senin. 

BACA JUGA:Rapat Kabinet Perdana di IKN Digelar Senin Esok: Presiden, Wapres, dan Sejumlah Menteri Tiba di IKN

Jokowi menambahkan keuntungan yang akan didapat oleh masyarakat Kalimantan Timur yaitu pertumbuhan ekonomi yang dipicu oleh aktivitas di IKN khususnya di kawasan Balikpapan dan Samarinda.  

Jokowi menambahkan, salah satu alasan mengapa ibu kota pindah karena ingin adanya pemerataan secara menyeluruh. Sejauh ini, 58 persen GDP ekonomi berada di pulau Jawa. "Sehingga harapannya yang berada diluar Jawa juga bisa mendapatkan perputaran ekonominya," jelas Jokowi. 

Selain itu, ada ketimpangan sebaran penduduk Indonesia. Dimana populasi Indonesia hampir 56 persen-nya terkonsentrasi di Jawa. Ini juga menjadi sebuah pertimbangan untuk memindahkan ibu kota dan utamanya beban Ibu Kota Jakarta juga sudah padat sekali.

BACA JUGA:Trem Otonom ART IKN Akan Beroperasi Dengan Pengemudi Selama Masa Pengujian

Selain itu, Jokowi juga menyinggung terkait purchasing managers index (PMI) setelah ekspansi selama 34 bulan berturut-turut pada bulan Juli level nya mengalami kontraksi. Jokowi menekankan untuk berhati-hati dan waspada karena beberapa negara di Asia PMI-nya juga berada dibawah 50 persen.

Komponen yg paling mengalami penurunan paling banyak di sektor produksi yaitu minus 2,6 kemudian pesanan baru atau order baru minus 1,7 dan employement minus 1,4. Saya ingin dicari betul penyebab utamanya dan segera diantisipasi, karena saya melihat PMI sudah terjadi sejak 4 bulan terakhir. "Kenapa permintaan domestik melemah? bisa karena beban impor bahan baku yg tinggi karena fluktuasi rupiah atau adanya serangan produk-produk impor yang masuk ke negara kita,” ungkap Jokowi.

Sehingga, pria asal Solo, Jawa Tengah itu menegaskan pentingnya belanja produk lokal, kemudian penggunaan bahan baku lokal, dan juga perlindungan terhadap industri dalam negeri kita.

BACA JUGA:Rachel Rieva Bodori: Dari Papua Barat Daya ke IKN, Siap Kibarkan Bendera di Depan Presiden

Adanya pelemahan dalam permintaan dari eksportir atau luar negeri karena terjadi gangguan rantai pasok atau perlambatan ekonomi terhadap mitra dagang utama.

Kategori :