HARIAN DISWAY - Salah satu tugas negara adalah menjaga warganya dari hal yang berdampak negatif. Salah satunya adalah judi online. Gangguan ini pula yang berdampak snow ball effect. Teori bola salju. Sesuatu yang berdampak beberapa kali. Semakin besar.
Dampak dari judi online ini pula yang dipaparkan oleh Sherlita Ratna Dewi Agustin, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jatim dalam workshop informasi dan komunikasi dalam ajang Anugerah Patriot Jawi Wetan (APJW) II 2024. Sherlita memberikan materi secara zoom dari kantornya dan diikuti 114 desa se-Jawa Timur, Rabu, 13 Agustus 2024.
Dari data yang dikutip dari kominfo.go.id sebanyak 3,2 juta warga Indonesia bermain judi online. “Sebagian besar atau 80 persen adalah orang yang melakukan taruhan kecil. Di bawah Rp 100 ribu. Dari sisi usia, justru yang paling banyak adalah usia produktif usia 30-50 tahun. Jumlahnya mencapai 40 persen,” terang Sherlita mengutip data dari kominfo.go.id.
Yang membuat miris adalah usia sekolah juga tak luput dari virus judi online ini. Jumlahnya 11 persen atau 440 ribu. ”Karena itulah salah satu peran kita adalah memerangi judi online di segala lapisan masyarakat,” kata Sherlina lagi.
BACA JUGA:Anugerah Patriot Jawi Wetan II 2024: Ingatkan Anggota TNI/Polri tentang Etika Profesi
BACA JUGA:Anugerah Patriot Jawi Wetan II 2024: Inilah Undang-Undang yang Mengikat Kebebasan Bermedia
Terlebih peran ini juga bisa dimaksimalkan oleh tiga pilar di tingkat desa/kelurahan. Ini karena tiga pilar inilah yang setiap hari bersentuhan langsung dengan masyarakat. Bisa berdialog dan dikenal dengan baik oleh warga desa/kelurahan.
Selain itu Sherlita juga memaparkan hasil penanganan konten negatif pada situs web dan media sosial sepanjang tahun 2023. Untuk konten negatif pada web ada 2.071.767 kasus dan 1.553.642 konten pada media sosial. Ini menunjukkan banyaknya konten negatif yang berseliweran di dunia maya.
Karena itulah, Sherlita berharap tiga pilar juga berperan aktif dalam mengantisipasi konten negatif dalam unggahan-unggahan di media sosial. “Termasuk mengantisipasi penyebaran berita hoaks,” tandasnya.
Materi ini disampaikan Sherlita di depan tiga pilar dari 114 desa se-Jawa Timur. Mereka terpilih dari 190 desa/kelurahan yang semula dari kiriman tiap kabupaten/kota. Tiap kabupaten/kota mengirim lima desa/kelurahan terbaik. Kemudian diseleksi menjadi tiga desa/kelurahan. Mereka lah yang hari ini mengikuti workshop.
BACA JUGA:Anugerah Patriot Jawi Wetan II 2024: Hari ini Workshop 114 Desa Terpilih
BACA JUGA:Anugerah Patriot Jawi Wetan II 2024 : 3 Desa dengan kekompakan 3 pilar dari Kabupaten Mojokerto
Selama satu bulan ke depan, media sosial para peserta APJW II 2024 untuk penilaian juri. Baik itu akun pribadi tiga pilar maupun akun desa/kelurahan. Unggahan mereka selama satu bulan ke depan akan juga menjadi poin penilaian dengan indikator tersendiri..
Indikator penilaian tersebut telah disesuaikan dan ditambahkan pada APJW II 2024. Indikator ini tidak digunakan pada APJW I tahun lalu. Ada empat indikator yang akan dinilai pasca workshop ini. Publikasi melalui konten media sosial, pemberitaan di media massa, feedback (respons) dari masyarakat, dan inovasi dalam produksi publikasi. Karenanya, materi-materi dalam workshop hari ini sangat berkaitan dengan indikator penilaian tersebut. (*)