JAKARTA, HARIAN DISWAY - Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto memutar rekaman suara yang diduga suara dari Presiden Joko Widodo yang berbicara soal ancaman upaya hukum untuk mengerahkan penegak hukum dengan membisiki KPK, Jaksa Agung, hingga Kapolri.
“Tadi kan beredar video kan bagaimana Pak Jokowi mengatakan akan menggunakan hukum dan kemudian melakukan pembisikan kepada ketua KPK, kepada Jaksa Agung, Kapolri, itu tadi video yang saya terima," tutur Hasto kepada wartawan di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada Sabtu, 17 Agustus 2024.
"Apakah rekan-rekan wartawan sudan mendengar itu atau belum? Itu harus diklarifikasi oleh Bapak Presiden karena ini berbahaya di dalam demokrasi dan penegakan hukum itu sekiranya hal tersebut benar. Udah pada mendengar belum?,” tanya Hasto.
BACA JUGA:Megawati: Pemilu Luber Jurdil Tak Jadi Kenyataan
Hasto memberi pernyataan tersebut karena sebelumnya ditanya soal pembatalan Ketua Partai NasDem, Surya Paloh untuk mengusung Anies Baswedan di Pilgub Jakarta 2024.
Hasto melihat keputusan tersebut bukan hal yang biasa Surya Paloh buat dan seperti ada hal yang ditutupi. Akhirnya ia menyinggung tentang adanya upaya menekan dan ancaman.
Hasto memperlihatkan rekaman suara dari ponselnya tanpa memberikan penjelasan konteks dan kapan rekaman suara Jokowi tersebut dibuat.
BACA JUGA:PDIP Beri Surat Rekomendasi kepada 305 Calon Kepala Daerah, Berikut Daftar Nama untuk Provinsi!
Isi rekaman suara Jokowi yang diputar oleh Hasto berisi:
Jangan main-main, yang gigit saya sendiri. Lewat cara saya, bisa lewat KPK, bisa. Bisa lewat Polri, bisa lewat Kejaksaan akan saya bisikan aja, di sana ada yang main-main. Ya masa saya maun ngintip sendiri, kan ndak mungkin.
Setelah memutar rekaman suara tersebut, Hasto menyebut perkataan Presiden Jokowi kurang bijak untuk dituturkan oleh seorang Presiden.
Ia juga menambahkan sengaja menyampaikan rekaman suara tersebut saat hari kemerdekaan Indonesia karena momentumnya tepat.
BACA JUGA:Megawati Ogah Pensiun setelah Tahu Ada yang Mau Rebut PDIP
“Nah ini kan sesuatu yang menurut saya kurang bijak, sehingga saudara-saudara sekalian, mengapa ini saya sampaikan karena ini hari kemerdekaan kita, yang seharusnya dengan kemerdekaan itu setiap orang bebas dan bertanggung jawab di dalam menyampaikan pendapatnya,” jelas Hasto
Pendapat yang disampaikan, imbuh Hasto, harus dalam koridor hukum, koridor kepentingan nasional, tidak ada seseorang yang dapat melakukan intimidasi.