Dilansir dari AFP, Gubernur Pennsylvania Josh Shapiro, yang merupakan salah satu bintang di partai tersebut menyatakan bahwa Partai Demokrat memasuki konvensi dengan antusias, gembira, dan bersatu.
“Sangat penting bagi partai untuk tetap bersatu dan bersemangat dalam 75 hari sisa kampanye ini, sambil terus menuntut akuntabilitas dari Donald Trump atas kebijakan dan tindakan yang ia ambil selama masa kepresidenannya," ujarnya.
Wakil Presiden Kamala Harris menyambut Presiden AS Joe Biden dan Ibu Negara Jill Biden di atas panggung selama hari pertama Konvensi Nasional Demokrat di United Center pada 19 Agustus 2024 di Chicago, Illinois. Para delegasi, politisi, dan pendukung parta--getty images
Shapiro mengatakan dia menyambut baik adanya pengunjuk rasa selama konvensi. “Dengan syarat protes tersebut dilakukan secara damai, dan mengikuti aturan masyarakat,” ujarnya.
Presiden Biden, akan memainkan peran penting dalam mendukung pencalonan Harris. Setelah memutuskan untuk tidak melanjutkan pencalonannya sendiri, Biden diharapkan memberikan dukungan penuh kepada Harris, sementara ia juga akan mengkritik tajam Trump sebelum meninggalkan panggung politik untuk memberi ruang bagi Harris dan Walz.
BACA JUGA:Joe Biden Mundur dari Pilpres AS, Bagaimana Pasar Indonesia?
Keputusan Biden untuk mundur dari pencalonan diperkirakan akan menerima sambutan bak pahlawan, menandai akhir dari karir politiknya yang panjang dan dihormati.
Trump tidak tinggal diam. Ia mencoba mengobarkan ketegangan atas keluarnya Biden.
Ia menyebut jadwal pidato Biden pada hari Senin sebagai lembah kematian konvensi. Dengan menggambarkan konvensi ini "dicurangi," karena Biden, bukan Harris, yang memenangkan 14 juta suara primer dan mengumpulkan delegasi dari satu negara bagian ke negara bagian lainnya.
“Dia tidak mendapat suara,” kata Trump.
Konvensi tersebut akan menyoroti potensi Harris untuk mencetak sejarah sebagai wanita kulit hitam pertama, dan orang pertama keturunan Asia Selatan yang mencapai kursi kepresidenan AS.
BACA JUGA:Menakar Peluang Kamala Harris melawan Donald Trump: Berpotensi tapi Tetap Berat
Letnan Gubernur Illinois Juliana Stratton, salah satu pejabat terpilih wanita kulit hitam berpangkat tertinggi di negara itu, mengatakan “Saya tidak yakin apakah saya akan melihat momen spesial ini dalam hidup saya, untuk melihat seorang wanita kulit hitam yang sekarang berada di ambang menjadi presiden kita berikutnya.”
“Saya ingat kembali pada tahun 2016 ketika kita mencapai titik impas, dan reaksi Partai Republik adalah mulai menghancurkan hak-hak yang membawa kita ke sana,” kata Stratton. “Ini adalah kesempatan lain.”
Partai Demokrat akan tetap menjadikan akses aborsi sebagai isu utama bagi para pemilih, dengan bertaruh bahwa isu tersebut akan mendorong mereka menuju keberhasilan seperti yang telah terjadi pada pemilihan penting lainnya sejak Mahkamah Agunng membatalkan Roe v. Wade dua tahun lalu.
BACA JUGA:Makin Panas, Gara-Gara Tidak Hadiri Pidato Netanyahu, Trump Tuduh Kamala Harris Antisemit!