SETELAH rapat pimpinan yang dihadiri jajaran rektorat, dekanat, dan para direktur serta ketua lembaga yang ada di lingkungan Universitas Airlangga selesai, agenda dilanjutkan dengan rapat kerja dan FGD (focus group discussion) yang dihadiri para ketua program studi (KPS), sekretaris departemen, dekan, para direktur, dan rektor serta wakil rektor. Rapat dilangsungkan di Hotel JW Marriot, Yogyakarta. Tema rapat kerja adalah Penguatan Employment Outcome melalui Inovasi dan Manajemen Pembelajaran.
Tujuan diselenggarakan rapat adalah melaporkan capaian kinerja semester 1 sekaligus melakukan evaluasi terhadap berbagai kekurangan yang perlu diperbaiki dalam kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Rapat dipimpin langsung oleh Rektor Universitas Airlangga Prof Muhammad Nasih.
Meski berlangsung dalam suasana yang santai, rapat tetap berjalan serius dan tertib. Sembari melepas penat dari kerja di fakultas akibat beban berbagai tugas yang menumpuk, seperti mengisi BKD, AMI, mempersiapkan penerimaan mahasiswa baru, dan lain sebagainya, kini semua peserta mendiskusikan hal-hal yang telah dicapai selama setengah tahun terakhir.
Apa pelajaran yang bisa dipetik untuk mengisi hari-hari selama semester ke depan? Pertanyaan itulah yang menjadi isu sentral rapat.
Dalam rapat kali ini, semua ketua program studi telah diimbau untuk menyusun dan menawarkan program unggulan yang dapat dipraktikkan di program studi masing-masing. Tujuannya adalah mencari program yang bisa menjadi maskot program studi sekaligus menjadi bahan pembelajaran bagi program studi yang lain.
Dalam rapat, panitia telah memilih dan menentukan program apa yang menjadi pemenang –yang diharapkan mengilhami program studi lain untuk mengembangkan model-model pembelajaran yang bermanfaat meningkatkan performa program studi.
RELEVANSI
Ketika membuka rapat kerja dan FGD, Rektor Universitas Airlangga Prof Nasih mengingatkan kembali arti penting dan hakikat proses pembelajaran. Pendidikan yang baik haruslah pendidikan yang mampu memberikan manfaat yang nyata bagi peserta didik. Artinya, dalam proses pembelajaran, yang terpenting adalah bagaimana memastikan relevansi dan employability para lulusan sehingga cepat terserap pasar.
Menurut rektor, tidak peduli berapa pun indeks prestasi (IP) lulusan, yang terpenting adalah bagaimana perguruan tinggi mampu memberikan jaminan setiap lulusan yang dihasilkan benar-benar bermutu dan dapat segera bekerja.
Reformulasi proses pembelajaran perlu dilakukan untuk memastikan agar kurikulum yang dipraktikkan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi lulusan yang kontekstual dengan perubahan zaman.
BACA JUGA: Rapat Senat Akademik Universitas Airlangga di Bali: Membangun Kualitas, Ranking Hanya Implikasi