HARIAN DISWAY - Govindharaj Muthiah menerima pesanan dari Keuskupan Agung Katolik Roma Singapura sekitar akhir Juli 2024 lalu. Melansir dari CNA, pria berusia 44 tahun itu telah menyelesaikan kedua kursi pesanan dalam waktu satu bulan.
Pria yang dipanggil Raj itu tidak menyangka bahwa dirinya akan mendapatkan pesanan paling keren dalam hidupnya. Tukang kayu asal Singapura tersebut telah menekuni keahliannya di bidang pertukangan kayu secara full-time sejak 2019.
“Ketika saya menerima telepon, pertanyaan pertama adalah: 'Hai, kami tahu Anda membuat furnitur. Kami diperkenalkan oleh seseorang.’ Dan mereka bertanya apakah saya bisa membuat kursi,” ujarnya.
Govindharaj Muthiah juga menjalankan lokakarya pertukangan kayu untuk anak-anak di bawah bisnisnya yang diberi nama Wood U Be Mine. -Marcus Mark Ramos-CNA
Raj terkejut ketika penelepon mengatakan bahwa kursi tersebut diperuntukkan untuk Paus Fransiskus yang akan berada di Singapura pada 11 hingga 13 September. Ia bahkan bertanya dua kali untuk memastikan bahwa dirinya tidak salah dengar.
Itulah perjalanan terakhir dalam tur Asia-Pasifiknya. Ini merupakan perjalanan terpanjangnya dari Vatikan sejak ia menjadi kepala Gereja Katolik sedunia pada 2013. Nah, kursi-kursi buatan Raj itu akan digunakan selama dialog antar agama.
Jadi, mungkin tepat jika Raj, seorang penganut Hindu yang taat, mendekati kuil dan masjid yang baru saja direnovasi untuk mendapatkan sisa kayu yang dapat digunakan kembali. “Ini jauh melampaui agama,” kata Raj seperti yang dilansir dari CNA.
BACA JUGA: Jelang Misa Akbar Bersama Paus Fransiskus, Antusiasme Umat Katolik yang Datang ke GBK Makin Terasa
“Satu hal yang membuat saya terpesona adalah sikapnya yang sangat rendah hati, yang tidak mudah Anda lihat pada orang sebesar Paus. Dan saya membaca tentang gaya hidupnya, bagaimana bahkan di kamar pribadinya sendiri," katanya.
Bentuk “B” pada sandaran lengan kursi diambil dari nama keluarga Paus Fransiskus Bergoglio. -Marcus Mark Ramos-CNA
"Bagaimana tempat tidurnya (dan) meja belajarnya. Dia memiliki karakter yang begitu sederhana. Saya ingin mempertahankan hal itu di (kursi) ini juga,” lanjutnya. Ia ingin desain akhir kursinya menjadi sangat vintage. Terinspirasi oleh furnitur dari abad ke-18.
Sandaran kepala salah satu kursi terinspirasi dari bagian depan Gereja Novena yang lama yang juga dikenal sebagai Gereja St Alphonsus. Sementara itu, bagian dasar kursi lainnya terinspirasi dari fasad Basilika San José de Flores.
BACA JUGA: Atas Perintah Prabowo, Maung MV3 Dimodifikasi Khusus Untuk Kenyamanan Paus Fransiskus Menyapa Jemaah Misa Akbar di GBK
Yakni gereja Katolik yang terletak di kota kelahiran Paus Fransiskus di Buenos Aires, Argentina. Kursi ini juga memiliki sandaran tangan berbentuk B. Sebuah penghormatan kepada nama keluarga Paus Fransiskus, Bergoglio.
Perhatian pada masalah kesehatan Paus Fransiskus baru-baru ini termasuk penggunaan kursi roda yang ia gunakan membuat ia harus mempertimbangkan berarti faktor ergonomi sebagai hal yang sangat penting dalam proses desain.
“Jujur saja, tidak ada orang seusianya yang melakukan hal sebesar itu. Semoga beliau dapat mencapai apa pun yang beliau bisa dalam waktu singkat sehingga dapat memenuhi visinya,” katanya.
Sebuah kursi miniatur yang dibuat oleh Govindharaj Muthiah. -Marcus Mark Ramos-CNA