Jumlah Kelas Menengah Anjlok, Indonesia Krisis Pekerjaan Layak

Selasa 10-09-2024,09:55 WIB
Reporter : Mohamad Nur Khotib
Editor : Mohamad Nur Khotib

BACA JUGA:Bahaya di Balik Merosotnya Jumlah Kelas Menengah

Bahkan, kebanyakan dari mereka tidak mampu melakukan mobilitas ke atas menjadi kelas menengah.

"Sehingga mereka banyak berada di kelompok rentan atau maksimal Aspiring Middle Class," kata Yorga.

Kebanyakan mereka tinggal di perkotaan. Rinciannya, 25% driver ojol berasal dari Jabodetabek dan 40% ada di Pulau Jawa. 

Dan selama 10 tahun belakangan, sektor pekerjaan itu telah menjadi penyumbang terbesar lapangan kerja baru di Jakarta.

BACA JUGA:Populasi Kelas Menengah di RI Menyusut 8,5 Juta Orang

BACA JUGA:DPR Nyatakan Ojol Adalah Pekerja, Bukan Cuma Jadi Mitra

Secara agregat, tidak ada pekerjaan baru di sektor formal. Tapi, peningkatan pekerjaan yang pesat justru terjadi di bidang logistik self employment.

Membeludaknya orang-orang yang memilih pekerjaan sektor informal itu hanya menyimpulkan satu hal. Yakni Indonesia tengah menghadapi krisis pekerjaan layak.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengkonfirmasi terjadinya penurunan proporsi kelas menengah dari seluruh populasi di Indonesia. 

BPS menyebut dalam kurun waktu 2019-2024, terdapat 9,48 juta kelas menengah yang turun ke kelas ekonomi yang lebih rendah. 

BACA JUGA:YPBH: Masalah Ojol Diselesaikan dengan Koperasi Multipihak

BACA JUGA:Ribuan Driver Ojol dan Kurir Online Se-Jabodetabek Gelar Aksi Tuntut Penurunan Potongan Biaya Aplikasi

BPS menyebut fenomena ini terjadi karena banyaknya pemutusan hubungan kerja selama pandemi Covid-19. Namun, kesimpulan BPS tersebut tak sepenuhnya diamini kalangan ekonom. 


Ojol jadi pekerjaan gig yang diandalkan warga kota.-Tangkapan Layar-

Ekonom senior Indef Bustanul Arifin mengatakan turunnya proporsi kelas menengah disebabkan oleh transformasi perekonomian Indonesia yang prematur.

Kategori :