SURABAYA, HARIAN DISWAY - Pilkada sebentar lagi. Riuh persiapan kampanye calon kepala daerah sudah mulai bergaung. Bursa kepala daerah mulai tampak satu-satu. Tak lepas dari ramainya Pilkada, isu hoax menjadi salah satu masalah yang akan selalu hangat di waktu seperti ini.
Itulah yang mendorong Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) bersama berbagai instansi masyarakat untuk membuat acara Tular Nalar, Selasa, 17 September 2024.
Tular Nalar merupakan kegiatan berbentuk forum diskusi. Acara diadakan di Auditorium lantai 6 Gedung R.Ing Soengkonjono, Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya. Ada 10 fasilitator yang bertugas. Kesepuluh fasilitator ini memfasilitasi mahasiswa dalam memahami pemilahan dari berita hoax.
Sebab, saat menghadapi hoax, orang-orang cenderung menghadapinya dengan serius. Cenderung kaku. Namun, berbeda dengan Tular Nalar. Kegiatan itu berfokus untuk memberikan pengetahuan tentang menghindari hoax dengan cara yang menyenangkan.
BACA JUGA:Bagas Iman Waluyo, Caleg Generasi Z Ajak Anak Muda Tak Termakan Hoax
Ada empat segmen kegiatan dalam acara Tular Nalar. Yakni, pretest, games, materi tentang identifikasi hoax, dan posttest. Pada saat games berlangsung mahasiswa yang mengikuti Tular Nalar bermain menyampaikan pesan tanpa suara.
Games tersebut memiliki tema distorsi informasi. Aturan permainannya, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok. Kelompok tersebut berisi 10 mahasiswa dengan satu fasilitator. Salah seorang anggota kelompok akan menerima informasi kemudian harus menyampaikannya melalui gerakan tubuh.
Mahasiswa Untag Surabaya menggelar permainan dalam acara Tular Nalar, Selasa, 17 September 2024.-Dave Yehosua-
Selain games yang menyenangkan, Mafindo juga memberikan referensi untuk menangkal hoax saat pemilu.
Beberapa peserta merasa bahwa kegiatan itu sangat membantu mereka dalam menghadapi hoax saat Pilkada. “Kegiatan hari ini memberikan sangat banyak manfaat bagi kami, para pemilih pemula, sebelum pilkada November besok,” ucap Zikri, mahasiswa Ilmu Komunikasi Untag.
Meskipun dikemas dalam aneka permainan, Mafindo sangat konsen melihat dampak dari kegiatan ini. “Ada tolok ukur untuk memahami atau tidak materi yang didapat. Itu didapatkan pada pretest dan posttest,” kata Dr Merry Fridha Tripalupi, penanggung jawab kegiatan Tular Nalar tersebut.
Bahkan dosen Ilmu Komunikasi itu menganggap bahwa mengemas isu hoax dengan cara seperti itu cukup efektif. “Ada perubahan pemahaman. Dari yang tidak tahu menjadi tahu cara menangkal hoax. Lebih aware terhadap informasi tentang Pilkada,” kata perempuan asal Malang tersebut.
Dia berharap, Tular Nalar tidak menyasar kampus saja. Tetapi juga muncul kerja sama dengan berbagai mitra. ’’Tentu saja harus ada kerja sama dari berbagai pihak,’’ kata Merry. (*)