Scene Dewi Shinta (Calvina) didampingi Trijata (Aisya) menangis karena mengetahui bahwa Rahwana adalah ayahnya setelah Rahwana dibunuh oleh Prabu Rama (Raffi) -Dinar Mahkota Parameswari -HARIAN DISWAY
Namun, karena suatu hal, setelah lahir, Shinta dilarung ke sungai sehingga tidak tumbuh besar bersama Rahwana.
Itulah yang menjadi latar belakang cerita penculikan Shinta oleh Rahwana. Memberikan sudut pandang baru yang lebih kompleks dan dalam.
Pementasan Mekuto Jiwo juga menggabungkan elemen tradisional. Dengan menghadirkan dua jenis wayang: wayang kulit dan wayang wong atau karakter wayang yang diperankan aktor.
Total terdapat 10 tokoh wayang kulit dan 16 aktor wayang wong yang ikut memeriahkan pementasan itu. Perpaduan keduanya menciptakan pengalaman visual yang unik dan kaya.
BACA JUGA:Mahasiswa Untag Surabaya Gagas Soerabaja Tempo Doeloe, Hadirkan Jajanan Jadul
BACA JUGA:Rupa-Rupa Karya di Dies Natalis ke-34 Teater Kusuma Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Limbukan, yang merupakan adegan humor dalam pewayangan, juga turut disisipkan dalam pertunjukan.
Menambah kesegaran dalam pementasan dan membuat penonton tertawa. "Target kami 200 penonton. Tapi yang hadir hampir 400 orang," ujar Yulian.
Salah satu yang menarik adalah dalang dalam pementasan itu. Dalang tersebut menggerakkan wayang kulit sekaligus ikut ndagel atau melawak.
Kolaborasi antara UKM Teater Kusuma, Halaman Bengkel Ft. Sigit Laksono, dan Sanggar Bharada cukup berhasil menciptakan pertunjukan yang membangkitkan kembali rasa cinta terhadap kesenian tradisional.
Yulian berharap bahwa pertunjukan itu bisa menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk lebih terlibat dalam kegiatan seni.
BACA JUGA:Pentas Keliling Teater Kusuma Ramaikan Sabtu Malam di Mojokerto
Melalui pertunjukan itu, UKM Teater Kusuma UNTAG Surabaya berhasil menunjukkan bahwa kesenian kampus bisa memberikan dampak yang besar bagi masyarakat.
Karya mereka menghadirkan kisah klasik dengan nuansa baru yang segar dan penuh imajinasi.