RAPAT KERJA (raker) ketua departemen Universitas Airlangga, Minggu malam, 22 September 2024, diisi dengan sesi sharing motivation. Narasumber yang diundang adalah Prof Akhmaloka. Akhmaloka yang lahir 1 Februari 1961 adalah rektor Institut Teknologi Bandung periode 2010–2014 yang kemudian diperpanjang hingga 2015.
Alumnus program doktoral dari University of Kent Canterbury, Inggris, tahun 1991 itu menyampaikan materi tentang Transformasi dan Keberlanjutan: Peran Pimpinan Perguruan Tinggi untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa. Akhmaloka juga pernah menjadi rektor Universitas Pertamina.
Acara sharing motivation dihadiri Rektor Universitas Airlangga Prof Muhammad Nasih, Ketua Senat Akademik Universitas Airlangga Prof Djoko Santoso, Sekretaris Universitas Koko Srimulyo, para wakil rektor, para dekan, jajaran direktur, dan para ketua departemen dari berbagai fakultas di lingkungan Universitas Airlangga. Acara berlangsung santai, tetapi serius.
Panitia sengaja mengundang mantan Rektor ITB Prof Akhmaloka, guru besar dan dekan FMIPA periode 2006–2010. Dengan latar belakang dan segudang pengalaman yang sangat kaya, Akhmaloka dinilai tepat untuk berbagi pengalaman dan memberikan motivasi kepada seluruh peserta raker tentang bagaimana mengembangkan strategi untuk membangun Universitas Airlangga menjadi perguruan tinggi berkelas dunia.
Universitas berkelas dunia (UBD) adalah sebuah universitas yang dikelola dengan sangat baik hingga dapat mengembangkan dan membagikan ilmu pengetahuan, menghasilkan produk penelitian yang berkualitas, menghasilkan para lulusan yang dapat menjadi pemimpin di berbagai bidang, serta dapat berkontribusi dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi dunia.
BACA JUGA:Rapat Pleno Senat Akademik Universitas Airlangga (1): Mencari Pemimpin Transformatif Unair ke Depan
BACA JUGA:Rapat Pleno Senat Akademik Universitas Airlangga (2-Habis): Mengejar dan Mendongkrak Reputasi Global
UNIVERSITAS BERKELAS DUNIA
Dalam presentasinya, Akhmaloka menggarisbawahi bahwa seorang pimpinan perguruan tinggi (PT) harus dapat memprediksi perkembangan dunia agar dapat menciptakan SDM yang mampu bersaing secara global. Tidak mungkin seorang pimpinan PT hanya duduk diam dan tidak mampu melihat dinamika yang berkembang di tingkat global.
Di era persaingan antar-PT yang makin kompetitif di level global, seorang pimpinan PT dituntut untuk peka melihat perubahan dan perkembangan yang terjadi di level nasional maupun yang terjadi di berbagai belahan dunia.
Menurut Akhmaloka, peran PT tidaklah cukup hanya menghasilkan SDM yang tangguh dalam membangun bangsa, tetapi juga harus mampu menjaga nilai moral dan etika dalam menjalankan profesi dan pekerjaan masing-masing. Dalam proses pembelajaran, PT tidak hanya mentransformasikan ilmu pengetahuan dan kompetensi akademik, tetapi juga fondasi moralitas dan etika yang kuat.