SURABAYA, HARIAN DISWAY - Acara bertajuk Ziarah Lintas Agama di Gereja Katolik Redemptor Mundi memasuki hari terakhir. Kegiatan itu telah berlangsung sejak 23 hingga 26 September 2024. Gelaran itu berhasil menyatukan perbedaan-perbedaan di dalam masyarakat.
Acara penutupan dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Dilanjutkan dengan penyerahan cinderamata kepada empat pelukis yang berkontribusi dalam pameran.
(Dari kiri) Romo Joseto N bernadas Jr OP, A. M. Handoko, Yohanes Subekti, Hartono, Herry Hidayat, dan Ochez Soemanntri menunjukkan cindera matanya di penutupan pameran lukisan acara Ziarah Lintas Agama. -Angelita Ariko Pinkan -HARIAN DISWAY
Sebelum memasuki penutupan, acara diisi dengan penampilan parade kebaya dan line dance dari anggota KKI (Komunitas Kain Kebaya Indonesia).
BACA JUGA:Agenda Paus Fransiskus Hari Ini, Buka Dialog Kebhinekaan di Istiqlal dan Misa di GBK
BACA JUGA:Kritik Harris-Trump, Paus Minta Umat Katolik AS Pilih Capres yang Lebih Kecil Kejahatannya
Selain itu, terdapat pertunjukan tai chi tunggal yang dipersembahkan oleh Olivia Yunita. Menunjukkan keanggunan dan kedamaian yang menjadi simbol dari kesatuan dalam keberagaman.
Romo RP Joseto N Bernadas Jr OP selaku Kepala Paroki Gereja Katolik Redemptor Mundi, menyampaikan bahwa acara itu mampu mewujudkan harmoni, kesatuan, dan keragaman dalam kebudayaan.
"Kami memiliki rencana membangun KKU atau Kelompok Kecil Umat. Dibuka untuk umum sebagai sarana bagi anak muda untuk mengembangkan bakat-bakat seni mereka," ujarnya.
Pertunjukan Taichi oleh Olivia Yunita di acara penutupan pameran lukisan Ziarah Lintas Agama yang bertempat di Balai Paroki Gereja Katolik Redemptor Mundi Surabaya.-Angelita Ariko Pinkan -HARIAN DISWAY
Erman Harijanto, penyelenggara, menyebut bahwa konsep acara itu timbul dari nilai-nilai humanisme. "Terutama terkait kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia. Kunjungan Bapa Suci itu menginspirasi tim penyelenggara untuk menyatukan semua pihak," ungkapnya.
BACA JUGA:21 Perupa Melukis Semalam Suntuk Garap Tiga Gunungan
Kegiatan selama 4 hari itu disambut dengan antusiasme. Dibuka sejak pukul 9 pagi hingga 10 malam. Memberi kesempatan bagi pengunjung untuk datang kapan saja dan menikmati pameran lukisan.
Acara itu juga didukung oleh jaringan Islam Anti-diskriminasi dari Jombang, Rumah Bhinneka, Salim (Sahabat Antar Lintas Iman), dan WKRI. Tak ketinggalan, perwakilan dari PDAM Surabaya turut memberikan dukungan dengan menyumbangkan dua tarian saat pembukaan acara pada hari pertama.