Wisudawan Berprestasi yang Membanggakan

Senin 30-09-2024,14:22 WIB
Oleh: Suryanto dan Bagong Suyanto*

Bagi mahasiswa yang pintar dan memiliki semangat juang yang tangguh, mereka umumnya tidak cukup puas hanya menyelesaikan tugas-tugas dari dosen. 

Mahasiswa berprestasi adalah mahasiswa yang rajin dan memiliki komitmen untuk meraih berbagai penghargaan di sejumlah event. Lebih dari sekadar menyelesaikan SKS sesuai ketentuan, mahasiswa yang berprestasi biasanya melakukan banyak hal lebih lainnya.

Dalam acara wisuda tanggal 28-29 September 2024, tercatat ada 15 lulusan yang dinilai layak dan berhasil memperoleh penghargaan. Selain berprestasi menjadi juara dalam berbagai kegiatan akademik dan olahraga, yang menarik adalah beberapa lulusan diapresiasi karena berhasil menjuarai berbagai lomba penulisan karya ilmiah.  

Mohammad Ichsan Verianto adalah wisudawan berprestasi fakultas ekonomi dan bisnis. Ichsan tercatat pernah menjadi juara pertama LKTI KSM Fest Universitas Indonesia. Setelah dua kali gagal, pada 2023 ia berhasil menjadi juara pertama. Prestasi tersebut tentu sangat membanggakan dan membuat Ichsan makin rajin mengikuti lomba-lomba yang lain. 

Ichsan tercatat berhasil meraih Best Paper di Call for Paper-9th East Jawa EWconomic (EJAVEC) Forum 2022 yang diselenggarakan Bank Indonesia. Ia juga pernah diapresiasi karena karya ilmiahnya menjadi opini ilmiah terbaik dalam lomba yang diselenggarakan Bank Indonesia DKI Jakarta. 

Lidya Ayu Sukamawandira adalah wisudawan berprestasi dari fakultas kesehatan masyarakat. Pada tahun kedua kuliah, Lidya dan tim sukses menyabet medali emas pada kompetisi karya ilmiah Word Invention Competition and Exhibition (WICE) 2022 di Malaysia. Di tahun ketiga, Lidya dan tim kembali membawa pulang medali emas dalam kompetisi Thailand Inventors Day 2023. 

Sementara itu, Gerry Yahya Suryanto adalah wisudawan berprestasi dari fakultas farmasi. Ia berhasil mengukir namanya di tingkat internasional karena menjadi juara pertama di event Industrial Skill Event APRO Regional Competition 2024 IPSF. Event yang diikuti Gerry adalah kompetisi yang diikuti mahasiswa Farmasi se-Asia-Pasifik. 

Ada pula Maria Novi Limantoro. Dia adalah wisudawan berprestasi dari fakultas sains dan teknologi. Dia berhasil menyabet medali emas kategori presentasi pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) Ke-36.

Wisudawan berprestasi lain yang diwisuda kali ini adalah Aidatul Fitriyah. Aidatul ditetapkan sebagai wisudawan berprestasi dari fakultas ilmu budaya. 

Prestasi Aidatul luar biasa. Dia berhasil memublikasikan 12 karya ilmiah, baik di jurnal nasional maupun jurnal internasional bereputasi. Sejumlah prestasi Aida adalah berhasil menduduki posisi 1st Runner Up Social Enterprise International Challenge 2022 yang diselenggarakan ProKompas, RSF, dan Macquarie University; pernah mendapatkan bronze medal Queen’s Commonwealth Foundations UK. 

Yang terbaru, Aida berhasil meraih 3rd Placed Indonesian Schoolars International Convention 2024 yang diselenggarakan PPI UK.

Sama dengan Aida, Raselly Elfa Putri dinobatkan sebagai wisudawan berprestasi dari fakultas ilmu budaya karena berhasil mengumpulkan lebih dari 20 karya tulis ilmiah dan ikut dalam berbagai konferensi ilmiah bergengsi. Salah satunya adalah 5th International Islamic Heritage Conference (ISHEC) 2023 di University Teknologi Mara, Malaysia. Dua lulusan dari fakultas ilmu budaya itu benar-benar membanggakan. 

MEMBANGGAKAN

Di tengah kondisi untuk seorang dosen saja masih banyak yang belum dapat menghasilkan artikel di jurnal internasional bereputasi, para wisudawan berprestasi seperti disebutkan di atas ternyata berhasil menulis sejumlah artikel di jurnal yang terindeks Scopus.

Prestasi yang diraih sejumlah lulusan Universitas Airlangga tersebut tentu sangat membanggakan. Bayangkan, di tengah skandal adanya sejumlah (calon) guru besar yang tidak mampu menulis artikel di jurnal internasional dengan benar, ternyata para mahasiswa yang berprestasi itu mampu menghasilkan artikel di jurnal internasional bereputasi. 

Itu adalah pelajaran yang benar-benar berharga bagi para dosen yang ingin menjadi guru besar, tetapi menempuh jalan pintas yang melanggar etika. (*)

Kategori :