Cara Warga Liponsos Keputih Rayakan Hari Batik Nasional: Bukti Bisa Dilatih dan Berkomunikasi

Kamis 03-10-2024,09:12 WIB
Reporter : Novia Herawati
Editor : Mohamad Nur Khotib

Apa yang dilakukan warga Liponsos Keputih untuk merayakan Hari Batik Nasional, 2 Oktober 2024? Bukan fashion show, apalagi talk show. Kali ini, mereka memilih menunjukkan keterampilan membatik.

----

BEBERAPA kain mori putih berukuran 2,1 meter x 1,5 meter berjajar Liponsos Keputih. Dibentangkan pada sebentuk gawangan, kerangka kayu, berbentuk persegi panjang.

Di sudut lain, lilin yang menjadi bahan dasar membuat batik juga telah dididihkan. Lilin cair itulah yang akan digoreskan ke kain putih untuk membentuk pola pewarnaan.


Seorang warga binaan Liponsos sedang melakukan proses pemberian warna dasar pada kain batik saat kegiatan membatik bersama di Liponsos Keputih, Surabaya, kemarin.-Martinus Ikrar Raditya-Harian Disway -

Lilin yang juga disebut malam itu berfungsi untuk ’’mencegat’’ warna-warna tertentu sehingga pada akhirnya terbentuk pola batik.

BACA JUGA:Selamat Hari Batik Nasional! Batik Gedhong Tuban Jadi Tema 2024

BACA JUGA:Hari Batik Nasional, Wagub Emil: Batik Tak Bisa Direplika oleh AI

Setelah itu, 28 penghuni pun mulai beraksi. Tapi, jangan bayangkan mereka memakai batik dengan teknik canting. 

Anda sudah tahu, teknik canting cukup populer. Cara kerja canting itu mirip pulpen. Lilin cair mengalir lewat lubang kecil di ujungnya. Lilin itu pada akhirnya akan menggores kain, meninggalkan jejak-jejak garis dan lengkung.

Nah, para anggota Liponsos itu memulaskan lilin ke kain dengan teknik cap dan ciprat. Sesuai namanya, teknik cap berarti memulaskan lilin cair ke kain dengan alat cap dari besi. Cara kerjanya mirip stempel. Lilin cair yang dicapkan pada kain itu akan membentuk pola.

Teknik lain yang dipakai di Liponsos itu adalah ciprat. Sesuai namanya, lilin cair diciprat-cipratkan ke kain menggunakan kuas. Cipratan itulah yang lantas membentuk pola abstrak dan eksotis.

BACA JUGA:Hari Batik Nasional: Historisitas dan Identitas Bangsa, Simbol Tak Ternilai Warisan Budaya Dunia

BACA JUGA:Sambut Hari Batik 2 Oktober, Kemenparekraf Gelar Fashion Show Pamerkan Koleksi “Istana Berbatik”

Para penghuni itu bergiat dengan gembira. Sesekali bercanda. Bersenda-gurau. Tawa-tawa mereka pun terdengar riuh.

Dan yang dilakukan para penghuni Liponsos itu komplet. Tidak hanya membuat pola, tetapi benar-benar membuat kain batik utuh, komplet dengan pencelupan, pewarnaan, dan pengeringan.

Kepala UPTD Liponsos Keputih Imam Muhaji mengatakan, sebagian besar penghuni yang dilibatkan adalah mereka yang mengalami disabilitas mental.

Kategori :