Puan Maharani dan si Jago Lobi

Kamis 03-10-2024,13:57 WIB
Reporter : Taufik Lamade
Editor : Yusuf Ridho

TIGA BULAN sebelum wafat (2013),  Taufiq Kiemas memanggil Panda Nababan dan Pramono Anung. Kiemas berpesan kepada dua politikus senior PDIP itu untuk membantu putrinya: Puan Maharani.

Diakui Panda, dirinya diminta untuk membantu karier putri pasangan Taufik Kiemas dan Megawati. Sebab, Puan punya peluang menjadi presiden, ketua DPR, dan ketua umum PDIP.


ILUSTRASI Taufiq Kiemas menitipkan putrinya, Puan Maharani, kepada dua politikus senior PDIP, yakni Panda Nababan dan Pramono Anung.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Saat Kiemas menitipkan putrinya kepada Panda sebelas tahun lalu, Puan sudah menjabat ketua Fraksi PDIP DPR RI. Karier Puan pun terus bergerak. Pun, di periode DPR yang baru dilantik 1 Oktober ini, dia kembali menjabat ketua DPR.

BACA JUGA: Air dan Minyak, Puan dan AHY

BACA JUGA: Gagal Capres, Pintu untuk Puan

Tentu target karier puncak adalah menjadi presiden. Saya menafsir, pesan Taufik Kiemas yang menitip putrinya kepada para senior PDIP itu juga tersirat untuk membantu sampai ke istana.

Sejatinya, Pilpres 2024 adalah momen sangat tepat bagi Puan. Sudah punya pengalaman menjadi menteri, sudah menjadi ketua DPR. PDIP tak perlu koalisi dengan partai lain karena sudah memenuhi syarat memegang tiket sendiri. Namun, garis tangan Puan belum ke arah pilpres. Ibunya, Megawati Soekarnoputri, malah memilih Ganjar Pranowo.

Kalau kita berandai-andai (Pilpres 2024). Andaikan tak ada drama cerai PDIP vs Jokowi. Andaikan Jokowi dan Mega sepakat dukung Puan-Gibran. Kendala survei popularitas dan  elektabilitas abaikan saja. Sebab, nyatanya, salah satu faktor penentu pemenang pilpres adalah ke mana presiden berpihak. 

BACA JUGA: Angin Puan

BACA JUGA: Puan, Capres, dan Regenerasi PDIP

Pilpres 2024 sudah lewat. Kini posisi Puan mengulang 2019, menjabat ketua DPR RI. Partai peraih suara terbanyak otomatis menjadi ketua. 

Kalau kita melihat rekam jejak, Puan punya banyak kesamaan dengan mentor politik sekaligus ayahnya, Taufiq Kiemas. 

Kiemas dikenal sebagai politikus yang pandai membangun relasi. Selalu hangat dengan lawan politiknya. Pintar membangun lobi politik.

Di kalangan politikus dan teman-teman wartawan era 2000-an (kebetulan saat itu saya menjadi wartawan politik), Kiemas yang akrab disapa TK dijuluki sebagai si ”Jago Lobi”. Gelar itu mulai muncul ketika Kiemas mampu mencairkan hubungan PDIP dengan Gus Dur. Padahal, situasi begitu panas setelah Gus Dur turun dari takhta presiden, yang kemudian digantikan Mega.

Kategori :