Puan Maharani dan si Jago Lobi

Kamis 03-10-2024,13:57 WIB
Reporter : Taufik Lamade
Editor : Yusuf Ridho

BACA JUGA: Puan Maharani Resmi Kembali Menjabat Sebagai Ketua DPR RI 2024-2029, Komitmen Tampung Aspirasi Rakyat

BACA JUGA: Puan Maharani Calon Tunggal Ketua DPR RI 2024-2029 dari PDIP

Gelar Jago Lobi makin kuat karena Kiemas-lah yang membangun jembatan PDIP dengan partai lain. Ia menjadi pelopor politik fleksibel merangkul semua warna. Tak hanya membangun lobi dengan partai ”tengah” seperti Golkar, tapi juga dengan PKS yang posisinya berseberangan.

Di era Presiden SBY, hubungan Mega dan SBY juga membeku. Sudah seperti minyak dan air. Mega selalu menghindar saat bertemu dengan SBY. Namun, Taufiq Kiemas tetap luwes ketemu SBY. Tahun 2005, Mega seperti menghindar dari publik setelah kalah di pilpres. Namun, Kiemas justru ketemu SBY tiga kali.

Gaya lobi itu juga muncul di sosok Puan. Sejatinya, hubungan Mega dan SBY masih kaku hingga sekarang. Menjelang pilpres lalu, Puan sudah berusaha meluweskan dengan bertemu AHY, anak sulung SBY yang juga ketua umum Partai Demokrat. 

BACA JUGA: Puan Maharani Ucapkan Terima Kasih Pada Demonstran: DPR Selalu Memperhatikan Aspirasi Dari Rakyat

BACA JUGA: Ini Maksud Megawati Saat Goda Puan Maharani Jadi Ketum PDIP

Puan juga terlihat tetap bertemu Presiden Jokowi walaupun PDIP berpisah jalan dengan keluarga Jokowi di pilpres. Dalam pertemuan World Water Forum (WWF) di Bali, 19 Mei 2024, Jokowi dan Puan begitu hangat berjumpa. Seperti tidak pernah ada dunia perceraian politik. Momen itu kemudian mendapat sorotan luas dari media. 

Gaya Taufik Kiemas si Jago Lobi benar-benar muncul di sosok Puan. Gaya politik tidak baper. Warisan sang mentor sekaligus ayahnyi. 

Kini Puan kembali memegang palu ketua DPR untuk lima tahun ke depan. Artinya, tetap ada panggung besar menuju Pilpres 2029. 

BACA JUGA: Puan Maharani Absen di Sidang Paripurna Pertama Pasca Pemilu, Ini Alasannya

BACA JUGA: Puan Maharani Disambati Pedagang Tak Mampu Bayar Retribusi di Pasar Mebel, Kota Pasuruan

Tapi, masalah sepele bisa membuat tersandung. Gara-gara Kiemas  menyebut SBY dengan istilah jenderal kekanak-kanakan, SBY menjadi sangat populer. Mega kalah di pilpres. Puan juga pernah tersandung momen, matinya mik di DPR. Itu menjadi isu negatif yang menjadi memori publik. Pasalnya, Puan-lah yang dianggap mematikan mik anggota dewan yang interupsi.

Memang, masalah kecil. Sepele. Tapi bisa membuat tersandung. (*)

 

Kategori :