Setelah pengalaman itu, Amel mulai bergerak untuk membangun komunitas tuli. Harapannya, ke depan kampusnya dapat menerapkan bisindo, seperti beberapa kampus di Jakarta, sehingga kampus menjadi lingkungan yang terbuka bagi teman-teman tuli.
"Saya berharap ada kolaborasi agar lingkungan pendidikan bisa lebih inklusif," ucap Amel. Keresahan Amel memang nyata, karena di Jawa Timur belum ada kampus yang menerapkan bisindo. Semoga setelah ini ada kampus yang segera menerapkan bisindo agar lebih inklusif. (*)