Gerakan Mengaji untuk Anak Tuli dan Bisindo, Maskurun Berharap Dukungan Pemerintah dan Masyarakat

Gerakan Mengaji untuk Anak Tuli dan Bisindo, Maskurun Berharap Dukungan Pemerintah dan Masyarakat

Maskurun pegiat gerakan sahabat tuli mengaji di Kediri-Dinar Mahkota Parameswari-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Di Kediri, terdapat kegiatan mengaji untuk anak-anak tuli dengan menggunakan bahasa isyarat Indonesia atau Bisindo. Pelopornya adalah Maskurun, ketua DPD Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) Jatim.

Karena inovasi itu, Maskurun diundang sebagai narasumber di talkshow Festival Hari Bahasa Isyarat Internasional 2024. Acara itu berlangsung di Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, Sabtu, 5 Oktober 2024.

Sejak 2021, dia membangun rumah mengaji di Kediri untuk masyarakat tuli. Hingga saat ini sudah puluhan orang yang aktif mengaji di rumah mengajinya itu. Itulah satu bukti bahwa keterbatasan tidak membatasi seseorang dalam belajar agama.

Bahkan saat ini Maskurun tergabung sebagai Tim Penyusun Lanjutan Pemulihan Mushaf Al-Quran Kemendag RI. Dia bersama tim sudah melakukan riset terkait mushaf untuk orang tuli. "Saya diundang oleh Menteri Agama untuk menyusun Alquran khusus tuli," ujarnya.

BACA JUGA:Festival Hari Bahasa Isyarat Internasional 2024, Populerkan Bahasa Isyarat Demi Tingkatkan Mutu SDM Tuli

BACA JUGA:Gencar Sapa Masyarakat Madura, Luluk Nur Hamidah Gaungkan Ekonomi Inklusif Melalui UMKM


Sesi talkshow bersama yang diikuti (dari kiri) Yayuk Prayigi, Maskurun, Viona Amelia Putri dipandu oleh Inge Ariani Safitri yang giatkan bahasa isyarat untuk hak teman tuli-Dinar Mahkota Parameswari-

Dia mengatakan bahwa ke depan, Pemprov Jatim akan membantu penyebarluasan Alquran untuk orang tuli. Harapannya, akan ada lebih banyak lagi pembaca dan penghapal Alquran dari para penyandang tunarungu.

Menurutnya, perkembangan bahasa isyarat belakangan ini terhitung sangat baik. "Alhamdulillah di Indonesia, terutama di Jawa Timur, sudah banyak yang memahami bahasa isyarat," ucap Maskurun.

Dia menyebut bahwa di beberapa wilayah administrasi pemerintahan, beberapa staf sudah bisa bahasa isyarat. Bahkan mempraktikannya.

Maskurun juga memuji pemerintah karena mulai gencar mewajibkan pegawainya untuk mempelajari bahasa isyarat Indonesia. Meski begitu, dia merasa bahwa kesadaran masyarakat terhadap bahasa isyarat masih kurang.

Menurutnya, masih banyak orang yang malu atau enggan belajar Bisindo. "Belajar saja sudah enggan. Apalagi jika disuruh berkomunikasi. Padahal dengan membiasakan diri dengan Bisindo, teman tuli di sekitar bisa lebih nyaman. Interaktif dan terjadi inklusivitas," ungkapnya.

BACA JUGA:Womenspiration, Fashion Show Model Disabilitas Memberi Harapan untuk Model-model Inklusif

BACA JUGA:Dorong Inklusifitas, Pertamina Akan Tingkatkan Jumlah dan Peran Perempuan di Level Kepemimpinan Perusahaan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: