BACA JUGA: Bisnis Obat Aborsi Berujung Bui
Alhasil, ARF dibawa polisi, ditetapkan sebagai tersangka, ditahan. Sementara itu, DAS masih lemah dan dirawat di RS tersebut. Janinnya dikirim ke RSUP Cipto Mangunkusumo, Jakarta, diautopsi untuk mengetahui penyebab kematian.
Belum ada kesimpulan polisi bahwa tersangka suka menonton video seks. Namun, ribuan video seks tersebar di internet bisa diakses gratis setiap saat oleh siapa pun. Kemenkominfo menyatakan selama ini sudah menutup (blokir) jutaan situs porno. Sebelum menutup, pastinya para petugas menonton dulu, memastikan benarkah itu porno?
Mungkin para petugas kewalahan (mata mereka pedas menonton begitu banyak video) sehingga sampai sekarang masih ribuan situs porno bebas akses. Mayoritas masuknya via image. Banyak juga dari grup WA. Juga dari share. Setiap saat muncul label ”yang terbaru”.
Itulah problem kita sekarang. Video seks, hubungan seks di luar nikah atau pemerkosaan, kehamilan, berakhir dengan aborsi, atau bayi dibuang. Para pelakunya jadi tersangka. Kasus Pademangan adalah fenomena gunung es. Karena darurat, DAS dilarikan ke RS sehingga ketahuan. Sangat banyak kasus begitu. Yang tidak ketahuan, jumlahnya jauh lebih banyak.
Aborsi menjadi perdebatan internasional sejak abad ke-20 sampai sekarang. Hukum di negara pusatnya demokrasi, Amerika Serikat (AS), pun pasang surut dari masa ke masa dari akhir abad ke-20 sampai sekarang soal itu. Juga, dari 50 negara bagian di sana, sebagian besar membolehkan aborsi, sebagian lain melarang (melanggar hukum pidana).
Dikutip dari The Guardian, Selasa, 21 Mei 2024, berjudul Meet Baby Olivia: spate of new bills would require showing anti-abortion video in schools, diungkapkan perdebatan di AS tentang itu. Terkait heboh munculnya video animasi berjudul Meet Baby Olivia, berdurasi 180 detik.
Isinya proses terbentuknya manusia, dari bersatunya spermatozoa dengan sel telur sampai jadi manusia yang siap lahir. Diproduksi organisasi antiaborsi Live Action. Tujuannya, menyerang negara-negara bagian di sana yang membolehkan (legal) aborsi. Digambarkan begini:
Saat mandi dalam cahaya lembut berwarna persik, bayi itu menguap, memasukkan ibu jarinya ke mulut, lalu mengedipkan mata ke kamera. Saat kamera menjauh darinya, tali pusar dan terowongan berdaging yang mengelilingi bayi itu terlihat jelas. Itu bukan bayi yang baru lahir. Itu adalah janin dalam rahim tanpa tubuh.
Ada suara lembut perempuan: ”Ini Olivia… Meskipun dia belum menyapa dunia luar, dia telah menyelesaikan perjalanan yang menakjubkan.”
Video itu dianjurkan oleh Live Action agar wajib ditonton pelajar SMA. Sebagai bagian dari mata pelajaran pendidikan seks yang sudah lama diterapkan di sana. Tujuan Live Action pasti agar semua negara bagian di AS melarang (ilegal) aborsi.
Dilaporkan, pada 2023 Negara Bagian North Dakota menjadi negara bagian pertama di AS yang mengesahkan undang-undang yang mewajibkan sekolah menayangkan Meet Baby Olivia atau video serupa.
Tahun ini Negara Bagian Tennessee memberlakukan undang-undang Meet Baby Olivia sendiri, yang mewajibkan Meet Baby Olivia atau video sejenisnya ditayangkan sebagai bagian dari kurikulum pendidikan seks di sekolah.
Tahun ini legislator di setidaknya sepuluh negara bagian lainnya telah memperkenalkan rancangan undang-undang yang mengharuskan sekolah untuk memperlihatkan kepada siswa Meet Baby Olivia.
Atau, dalam bahasa yang muncul berulang-ulang di seluruh rancangan undang-undang, ”rendering atau animasi berkualitas tinggi yang dihasilkan komputer” yang memperlihatkan ”setiap tahap perkembangan manusia di dalam rahim, mencatat penanda penting dalam pertumbuhan sel dan perkembangan organ untuk setiap penanda penting kehamilan hingga kelahiran”.
Ruang kelas SMA di sana diharapkan menjadi garda terdepan dalam perang aborsi pasca-Roe v Wade karena aktivis konservatif makin mengaitkan serangan mereka terhadap aborsi dengan ketidaksukaan mereka terhadap pendidikan seks yang membahas alternatif untuk pantang berhubungan seks sebelum menikah.