Cipto Suwarno Kurniawan dan Ayumie, Proses Panjang Formulasi Mi Instan Sehat

Jumat 06-09-2024,18:50 WIB
Reporter : Michael Fredy Yacob
Editor : Guruh Dimas Nugraha

Mi instan jadi favorit banyak orang. Termasuk anak kecil. Hanya saja, mi instan yang banyak beredar saat ini kurang terjamin kesehatannya. Berdasarkan kegelisahan itu, Cipto Suwarno Kurniawan membuat produk mi instan sehat: Ayumie. Ia berkisah tentang pengalaman panjangnya itu. 

Siapa tak suka mi instan? Semua umur. Mulai dari orang tua sampai anak-anak menggemari makanan tersebut. Selain murah, rasanya enak. Tapi banyak pula yang menghindarinya. Karena berpotensi mengganggu kesehatan.  

Hanya harga murah, rasa enak, tapi tak sehat. Apalagi banyak kasus kesehatan yang berkaitan dengan mi instan. Mi instan pun tak disarankan untuk mereka yang memiliki asam lambung. Merasa tertantang, pengusaha Cipto Suwarno Kurniawan (Wawan) berinovasi dengan membuat mi instan sehat. Namanya Ayumie. 

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Pengusaha dan Dosen Universitas Hang Tuah Wishnu Kurniawan: Qi Xin Xie Li

Ia mengenang ketika putranya, Michael Froomey Wang, masih berusia empat tahun. Michael kecil gemar mengonsumsi mi instan. Hanya saja, Ida Octavia, ibunya, khawatir dengan kesehatan Michael. Ida jelas tahu. Mi yang beredar di pasaran saat ini kurang baik untuk kesehatan. Karena mengandung pewarna makanan, bumbu penguat rasa dan bahan pengawet.

"Ditambah lagi, mi instan umumnya diproduksi melalui proses penggorengan. Sehingga, ada banyak kandungan minyak dalam mi tersebut. Kisarannya 17-20 persen. Hal itu yang membuat mi instan yang beredar di pasaran tinggi lemak dan lemak jenuh," ungkapnya.

Maka Wawan berinisiatif untuk membuat produk mi yang lebih sehat. "Waktu itu tahun 2019. Saya tidak pikir panjang. Langsung saya lakukan. Awalnya saya pikir gampang, mengingat saya lahir di keluarga yang memiliki bisnis mi sejak 1976,” katanya. 


Cipto Suwarno Kurniawan dan Ayumie, Proses Panjang Formulasi Mi Instan Sehat. Cipto Suwarno Kurniawan, owner CV Omieku Food. Ia pernah mencoba berkali-kali untuk menemukan formulasi mi instan sehat.-Sahirol Layeli-HARIAN DISWAY

BACA JUGA:Lantik DPK Apindo Kota Cirebon, Enggartiasto: Pengusaha Jangan Ragu Berinvestasi

Ia pun mulai merancang usahanya. Berbekal ilmu dari PT Parimas Boga Jaya yang ia pimpin, yang dikenal sebagai penghasil produk mi telur, Wawan pun mencoba membuat produk mi lainnya. Mi yang sehat. 

Ternyata, membuat mi instan sehat tidak semudah membalik telapak tangan. Karena makanan yang sehat biasanya memiliki rasa yang kurang enak. "Makanan yang enak biasanya kurang sehat. Nah, memadukan antara enak dan sehat ini sangat sulit,” ujar pria 42 tahun itu.

Ia pun berproses selama empat tahun. Sejak 2019. Demi mencari formulasi yang tepat agar mi yang dibuatnya itu diterima oleh masyarakat. Bahkan dalam kurun waktu itu, ia sampai tiga kali mengganti kemasan produknya. Karena ketika itu tidak sesuai ekspektasinya.

BACA JUGA:IHGMA DPD Jatim Gelar Seminar F&B Marketing Transformation: Mencetak Pemimpin dan Pengusaha Profesional di Bidang F&B

“Sebelum dilempar ke pasar, saya minta orang-orang untuk mencoba. Termasuk saya sendiri juga mencoba mi itu. Menurut saya, waktu itu rasanya tidak enak. Kalau mi semacam itu dijual, tidak akan diterima oleh konsumen,” ucapnya.

Baginya, dalam menjalankan bisnis makanan, ia tidak mau melakukan gimmick marketing. Selama empat tahun itu Wawan memilih fokus untuk mencari formulasi yang tepat untuk menyajikan mi instan yang sehat dan enak. “Sudah empat tahun berjalan, saya belum menemukan formulasi yang tepat seperti apa,” katanya.

Wawan sempat menyerah. Ia putuskan untuk berhenti membuat mi sehat. Niatan itu telah disampaikan ke semua karyawannya saat memimpin rapat. “Saya bilang pada mereka, saya nyerah. Saya putuskan project mi sehat ini dihentikan," ungkapnya. 

Kategori :