Dalam beberapa pekan terakhir, bentrokan di wilayah tersebut meningkat. Dengan Israel melakukan serangan udara dan artileri terhadap posisi-posisi yang diduga milik Hizbullah.
BACA JUGA:Netanyahu Klaim Israel 'Menang' di Sidang Umum PBB
BACA JUGA:Peserta Sidang Majelis Umum PBB Ramai-Ramai Walkout Saat Pidato PM Israel Benjamin Netanyahu
Konflik ini tidak hanya membahayakan warga sipil, tetapi juga personel internasional yang bekerja untuk menjaga perdamaian. UNIFIL, yang terdiri dari pasukan dari berbagai negara termasuk Indonesia. Telah beroperasi di Lebanon sejak 1978 untuk memantau gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah.
Masyarakat internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), terus menyerukan penghentian kekerasan di wilayah tersebut. PBB mengingatkan bahwa serangan terhadap personel perdamaian seperti yang terjadi pada 10 Oktober. Hal tersebut dapat mengancam stabilitas di kawasan yang sudah rapuh ini.
Indonesia sendiri telah mengirimkan pasukan untuk misi perdamaian di Lebanon selama lebih dari satu dekade. Dan terus aktif dalam upaya diplomatik untuk mendukung penyelesaian damai konflik di Timur Tengah.
*) Mahasiswi Politeknik Negeri Malang, Mahasiswi Program Magang Regular di Harian Disway