Sejarah Hari Pengentasan Kemiskinan Internasional yang Diperingati Tiap 17 OKtober

Kamis 17-10-2024,08:30 WIB
Reporter : Angelina Aurellia*
Editor : Retna Christa

HARIAN DISWAY - Pada 17 Oktober, warga dunia memperingati Hari Pengentasan Kemiskinan Internasional. Peringatan itu menyoroti upaya global untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh dunia.

Peringatan ini bukan hanya sekadar ajang untuk merayakan pencapaian. Tetapi juga sebagai momentum untuk merefleksikan tantangan yang masih dihadapi dan komitmen yang perlu diperkuat untuk mencapai dunia yang lebih adil.

Bagaimana awal mula diperingatinya pengentasan kemiskinan? Apa latar belakangnya? Simak penjelasan berikut ini.

Sejarah Hari Pengentasan Kemiskinan Internasional


Kemiskinan menyebabkan keterbatasan pendidikan untuk anak-anak.--Freepik

Hari Pengentasan Kemiskinan Internasional ditetapkan oleh PBB pada 1992. Peringatan itu berawal dari gerakan yang dipelopori oleh masyarakat miskin di Prancis. Mereka melakukan aksi demonstrasi pada 1987 untuk menuntut hak mereka.

BACA JUGA:Prabowo Larang Penggunaan Bahasa 'Prasejahtera', Sebut Menyembunyikan Kenyataan Tentang Kemiskinan

BACA JUGA:Rapat Pimpinan Universitas Airlangga di Yogyakarta (2): Komitmen Universitas Airlangga Memberantas Kemiskinan

Sejak saat itu, peringatan itu menjadi simbol solidaritas bagi mereka yang hidup dalam kemiskinan. Serta menjadi panggilan untuk tindakan kolektif dalam memerangi kemiskinan.

Tujuan utama dari Hari Pengentasan Kemiskinan Internasional adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah kemiskinan yang masih ada di berbagai belahan dunia.

Setiap tahun, PBB mengangkat tema yang berbeda, yang mencerminkan tantangan terkini dan kebutuhan masyarakat. Tema ini mengajak semua elemen masyarakat, baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, maupun individu, untuk berkontribusi dalam mengatasi masalah kemiskinan.

Kemiskinan adalah isu yang kompleks dan multidimensional. Menurut laporan Bank Dunia, lebih dari 700 juta orang masih hidup di bawah garis kemiskinan ekstrem, dengan penghasilan kurang dari USD 1,90 dolar (setara dengan Rp 30 ribu) per hari.

BACA JUGA:Angka Kemiskinan Jatim Tembus 1 Digit, Konsisten Jalankan 4 Strategi Kunci!

BACA JUGA:Pesan Prabowo ke Wisudawan Unhan: Kembangkan Ilmu untuk Entaskan Kelaparan dan Kemiskinan

Kemiskinan tidak hanya berdampak pada aspek ekonomi. Tapi juga memengaruhi kesehatan, pendidikan, dan akses terhadap layanan dasar.

Anak-anak yang tumbuh dalam kemiskinan sering kali tidak mendapatkan pendidikan yang layak. Yang kemudian tidak bisa mengangkat derajatnya sendiri. Dan berakhir menjadi orang miskin lagi. Itu membuat siklus kemiskinan terus berulang.

Upaya yang Sudah Dilakukan

Kategori :