Eri-Armuji Dicecar Pertanyaan soal Reklamasi Kenjeran, Begini Responsnya!

Kamis 17-10-2024,10:40 WIB
Reporter : Novia Herawati
Editor : Mohamad Nur Khotib

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Proyek Strategis Nasional (PSN) Surabaya Waterfront Land atau dikenal dengan Reklamasi Kenjeran disinggung dalam debat publik pertama Pemilihan Wali (Pilwali) Kota Surabaya 2024 tadi malam.

Pasangan calon (paslon) petahana Eri Cahyadi dan Armuji dicecar sejumlah pertanyaan dari panelis di Dyandra Convention Hall, Jalan Basuki Rahmat, Rabu, 16 Oktober 2024.

Salah satunya, pertanyaan mengenai pengembangan wilayah pesisir Surabaya yang dinilai memiliki tantangan yang kompleks. Mulai dari kesenjangan ekonomi, penataan sanitasi, kesejahteraan nelayan, hingga ancaman kerusakan lingkungan. 

Oleh karena itu, Surabaya Waterfront Land memerlukan desain kebijakan yang integratif, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan.

BACA JUGA:Eri-Armuji Tetap Tegang Meski Tak Punya Lawan di Debat Pilwali Surabaya 2024

BACA JUGA:Debat Pilwali Surabaya 2024, Eri-Armuji Pamer Berhasil Berantas Makelar Adminduk

Calon wali kota Surabaya Eri Cahyadi langsung merespons pertanyaan tersebut. Ia mengatakan bahwa perizinan sepanjang 12 mil wilayah pesisir bukan berada di tangan Pemerintah Kota Surabaya.

Itu sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah. Regulasi tersebut mengatur pengelolaan dan perizinan aktivitas wilayah pesisir.

"Tetapi yakin lah, ketika (kembali terpilih, Red) menjadi wali kota, kami pasti akan mempertahankan ruang terbuka hijau yang ada di Kota Surabaya," ujar Eri dalam debat publik.

Komitmen tersebut dibuktikan dengan beberapa program Pemkot Surabaya yang telah terealisasi. Seperti keberadaan hutan mangrove untuk mencegah banjir dan abrasi.

BACA JUGA:Ahli Pastikan Amdal Proyek Kenjeran Tidak Akan Dimanipulasi

BACA JUGA:Debat Perdana Pilwali Surabaya: Eri-Armuji Janjikan Berobat Gratis dan Bangun Dua RS Baru

Eri berjanji akan mempertahankan biota, flora, dan fauna laut. Yakni dengan cara menjadikan hutan mangrove sebagai tempat wisata. Hal itu disebutnya sebagai green economy.

"Kalau bicara pesisir, nelayan dan keluarga menjadi tujuan hidup kita membahagiakan mereka. Jangan sampai ketika ada pembangunan tidak bermanfaat untuk sekitarnya," imbuh Eri.

Oleh karena itu, Eri berjanji akan mempertahankan program bantuan perahu hingga solar bersubsidi. Ini demi kesejahteraan masyarakat pesisir Surabaya, khususnya para nelayan. 

Kategori :