AHAD Kliwon, 20 Oktober 2024, pelantikan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk tarikh 2024–2029 di ”jantung negara”.
Pelantikan untuk meneguhkan pilihan warga negara dan memungkasi sesi hiruk pikuk demokrasi yang saat itu menggumpalkan awan keriuhan di langit Nusantara dan menumpahkan hujan kampanye yang membanjiri seluruh segmen negara.
Voice yang diperebutkan memuai menjadi noise yang menguras energi anak negeri. Pelantikan untuk mengambil sumpah mengawali tapak menepati janji lima tahun mendatang.
BACA JUGA:Selamat Bekerja, Presiden Prabowo!
BACA JUGA:Khofifah Puji Pencapaian Jokowi dan Sambut Optimistis Pemerintahan Prabowo-Gibran
Presiden Prabowo pasti memahami bahwa urusan Indonesia bukan sebatas hajat hidup rakyat urban, melainkan menukik ke dasar status utama seluruh bangsa dan tumpah darah sebagaimana diamanatkan UUD 1945.
Pengambilan sumpah di gedung DPR-MPR di Jakarta yang telah mengakumulasi seluruh sumber daya negara; pusat pemerintahan; dan lambang supremasi bisnis, perdagangan, keuangan maupun ipoleksosbudhankamnas.
Sungguh Jakarta kemarin itu tetap tampil sempurna memahat identitasnya laksana mercusuar modal bagi penduduk Indonesia. Ibu Kota Nusantara akankah terdengar sayup dan mendesahkan angin sepoi hangat tentu saja menjadi jadwal ke depan yang harus dipertimbangkan keberadaannya.
BACA JUGA:Prabowo Gunakan Mobil Nasional Maung Buatan Anak Negeri
BACA JUGA:Sebelum Terbang ke Solo, Jokowi Sampaikan Pesan untuk Presiden Prabowo
Hal itu karena UU IKN telah dibentuk dan diberlakukan meski penuh problematika. Kembali ke Jakarta, sebuh kota tempat pelantikan presiden dan wakil presiden terpotret berbeda dengan ibu kota negara tetangga.
Sekadar sebagai kilasan ingatan pembanding bahwa Kuala Lumpur selaku ibu kota Malaysia hanya untuk gedung parlemen, kantor yang dipertuan agung, dan kedutaan negara sahabat. Sementara iut, perdana menteri berada di Putrajaya.
Afrika Selatan mengonstruksi ruang kerja negara: parlemen di Cape Town dan presiden di Pretoria, sedangkan MA di Bloemfontein. Belanda punya ibu kota Amsterdam dengan ”kontrol” pemerintahan di Den Haag dan kekuatan ekonomi berurat nadi di Rotterdam. Taiwan menyebarkan kapital negara antara Nanjing dan Taipei. Hal yang sama dilakukan Meksiko, Brasil, maupun Australia.
BACA JUGA:Upacara Pisah Sambut Presiden RI: Jokowi dan Prabowo Tandai Transisi Kepemimpinan
BACA JUGA:Selepas Pelantikan, Jokowi Sambut Prabowo di Istana Merdeka: Simbol Transisi Kepemimpinan RI