Wajah Politik Baru: Non vs Darah Biru

Selasa 22-10-2024,06:33 WIB
Reporter : Arif Afandi
Editor : Yusuf Ridho

PELANTIKAN Presiden Ke-8 RI Prabowo Subianto seakan menandai pergeseran wajah politik baru di Indonesia. Setelah dua periode kepemimpinan Indonesia dalam kendali presiden yang berasal dari orang biasa, kini kembali ke pemimpin darah biru. Pemimpin yang berasal dari keturunan para pemimpin di masa lalu.

Akankah wajah baru kepemimpinan nasional itu akan mengubah dinamika politik Indonesia mendatang? Masihkah mungkin muncul generasi baru dari ”orang biasa” yang tampil dalam kepemimpinan nasional?

Kalau bisa, mereka akan muncul dari jalur kaderisasi politik seperti apa? Ataukah ke depan kepemimpinan nasional hanya menjadi ajang perebutan darah biru politik?

BACA JUGA:Politik Akal Sehat

BACA JUGA:Politik Uang

Yang pasti, pascareformasi politik di Indonesia akhir 1990-an, dinamika politik di negeri ini amat menarik. Transisi politik bisa berjalan dengan selalu damai. Meski diwarnai kontestasi yang sangat kuat.

Reformasi politik membuka ruang makin lebar munculnya bakat-bakat pemimpin baru. Bahkan, dari kalangan yang tak terduga sebelumnya.

Hadirnya Joko Widodo dalam kepemimpinan nasional sejak 2014 adalah contoh nyata. Ia hadir dari kelas sosial biasa, bukan darah biru politik, dengan jalur karier kepemimpinan politik yang baru pula.

Berangkat dari seorang wali kota, gubernur, dan presiden RI. Dari asal muasal dan jalur tak biasa itu, ia berhasil menjadi orang pertama di RI sampai dua periode.

BACA JUGA:Yatim Politik

BACA JUGA:Kutukan Politik di Sidoarjo

Karena itu, di awal pemerintahannya, secara simbolis, ia dimasukkan sebagai contoh nyata dalam cerita pewayangan: Petruk Dadi Ratu. Kisah seorang rakyat biasa, punakawan alias pelayan raja, yang kemudian menjadi seorang ratu atau raja. Jokowi –demikian presiden ke-7 RI itu biasa dipanggil– dulu digambarkan seperti itu.

Berbeda dengan Jokowi, Prabowo memang memiliki ”darah biru” politik. Ia lahir dari seorang begawan ekonomi yang sudah sangat terkenal sejak Kemerdekaan RI: Soemitro Djojohadikoesoemo. Elite politik sejak Indonesia lahir dan berasal dari kelas sosial bangsawan. 

Prabowo lahir dari keluarga elite seperti Megawati Soekarnoputri maupun Gus Dur alias Abdurrahman Wahid sekalipun.

Hanya karena ekosistem politik baru pascareformasi politik, para elite baru politik bermunculan. Mereka menduduki kepemimpinan politik, tapi berasal dari kelas sosial biasa saja. Aktivisme dan terpaan pendidikan bisa membawa mereka naik kelas, dari bawah ke atas. Dari orang biasa ke elite.

Kategori :