Selama 2018–2022, pengurangan luas hutan terjadi di seluruh pulau besar Indonesia.
Hutan yang hilang paling banyak berada di Pulau Kalimantan.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dalam laporan Sistem Terintegrasi Neraca Lingkungan dan Ekonomi Indonesia 2018–2022, luas hutan berkurang karena berbagai faktor. Yaitu, peristiwa alam, penebangan hutan, dan reklasifikasi area hutan menjadi nonhutan.
BACA JUGA:Kongres Perempuan Penjaga Hutan Indonesia Rancang Organisasi FPPHI
BACA JUGA:Tingkatkan Kapasitas Perempuan Penjaga Hutan, GFP Gelar Coaching Clinic dengan 7 Tema
Namun, BPS tidak memerinci faktor mana yang paling dominan dalam pengurangan luas hutan Indonesia.
Hutan di Indonesia rata-rata berkurang 1,3 juta hektare dalam setiap lima tahun.
Kejahatan kehutanan berjalan paralel dengan kepunahan satwa yang dilindungi.
Di era Orde Baru, hutan kita dijarah untuk diambil kayunya.
Di era reformasi, hutan kita dieksploitasi menjadi kebun sawit.
Di era sekarang, hutan kita dikuras perutnya untuk tambang.
BACA JUGA:Aksi Tanam Pohon dan Bersih-bersih di Hutan Kota, Sambut Hari Hutan Hujan Sedunia
Membiarkan kerusakan hutan oleh para cukong adalah pemakluman atas kepunahan isi hutan, termasuk satwa liar yang langka dan dilindungi.
Kala Joko Widodo (Jokowi) dilantik sebagai presiden Republik Indonesia, saya yakin teman-teman rimbawan dan sahabat lestari memiliki secercah harapan seperti saya.
Karena Jokowi adalah seorang insinyur kehutanan, walau tidak ahli tentang bidang konservasi, minimal kami yakin bahwa Jokowi punya jiwa dan naluri akan ”kelestarian”.