Seiring dengan berkembangnya teknologi, menjadi ayah di era digital membawa tantangan tersendiri.
Anak-anak kini tumbuh di dunia yang penuh dengan gawai dan media sosial. Sehingga peran ayah dalam memberikan batasan yang sehat terhadap penggunaan teknologi sangatlah krusial.
Hal itu penting, terutama agar anak-anak tidak terlalu bergantung pada gawai dan tetap mengembangkan interaksi sosial yang baik.
BACA JUGA:Anak Melakukan Kesalahan? Begini Tips Parenting yang Tepat
Selain itu, tekanan sosial juga meningkat. Peran ayah sering kali dibenturkan dengan ekspektasi untuk menjadi “ayah yang sempurna” yang terlihat di media.
Banyak ayah merasa tertekan untuk menjalani peran mereka sesuai dengan standar sosial itu, tanpa mempertimbangkan kondisi unik keluarga masing-masing.
Memahami bahwa setiap keluarga memiliki keunikan adalah langkah penting agar ayah tidak merasa terbebani dengan ekspektasi yang tidak realistis.
BACA JUGA:Sherly Lembono; Momfluencer Pemilik Gion Butik yang Kelola Bisnis-Parenting dengan Trik-Tip Jitu
Menemukan Kebahagiaan dalam Hal-Hal Kecil
Salah satu keindahan dari fatherhood adalah kebahagiaan yang hadir dalam hal-hal kecil. Momen seperti melihat anak belajar hal baru.
Mendengar cerita mereka sepulang sekolah, atau bahkan sekadar menghabiskan waktu bersama di akhir pekan adalah hal-hal sederhana yang membuat perjalanan menjadi ayah sangat berarti.
Banyak ayah modern yang merasakan kepuasan dalam momen kebersamaan yang berkualitas, meskipun sederhana.
BACA JUGA:Drama Korea Menginspirasi Ibu-Ibu Belajar Parenting
Menjadi Sosok yang Dikenang Anak
Ayah sering kali menjadi panutan pertama bagi anak-anak, terutama dalam hal ketegasan, keberanian, dan cara menghadapi dunia.
Tidak sedikit anak yang akhirnya meniru apa yang dilakukan oleh ayah mereka, baik itu dalam hal disiplin, cara berpikir, maupun sikap terhadap orang lain.