SURABAYA, HARIAN DISWAY - Pasar Seni Lukis di Jatim Expo tahun ini terasa istimewa dengan hadirnya Sekolah Luar Biasa (SLB) Fajar Harapan Surabaya, yang merupakan binaan Lions Club Surabaya Kencana.
Suasana Stand Lions Club Surabaya Kencana di acara Pasar Seni Lukis Indonesia di Jatim Expo Surabaya.-Vincentius Andito-
Dalam acara yang berlangsung dari 8 hingga 17 November 2024, anak-anak berkebutuhan khusus dari SLB Fajar Harapan mendapat kesempatan untuk memamerkan karya seni mereka, sekaligus berinteraksi dengan masyarakat luas.
Kehadiran mereka memberi warna berbeda dalam acara tahunan itu dan membawa misi inklusi dan keberagaman melalui seni.
BACA JUGA: Kiprah Zhang Shuangmin Hidupkan Kembali Seni Lukis Tradisional Tangliucai di Tiongkok
Sambutan Inspiratif dari Lions Club Surabaya Kencana
Pada pembukaan acara, Santi Sadikin, Presiden Lions Club Surabaya Kencana, menyampaikan sambutan. Dia mengungkapkan bahwa Lions Club Surabaya Kencana selalu mendukung anak-anak berkebutuhan khusus untuk mengembangkan potensi mereka, khususnya dalam bidang seni lukis.
"Dukungan ini merupakan bagian dari komitmen Lions Club Surabaya Kencana yang telah lama berfokus pada generasi muda, termasuk para siswa SLB Fajar Harapan," ungkapnya.
Sejak 1998, Lions Club Surabaya Kencana aktif dalam mendukung SLB Fajar Harapan, memberikan kasih dan perhatian yang mendalam bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
Dalam sambutannya, Santi juga menekankan pentingnya memberikan ruang dan dukungan bagi anak-anak itu agar mereka mampu mengekspresikan diri dan belajar lebih banyak tentang seni.
Menurutnya, seni lukis adalah media yang tepat bagi anak-anak berkebutuhan khusus untuk menyalurkan bakat dan emosi mereka, serta cara untuk berinteraksi dengan dunia sekitar.
Tantangan Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus
Setelah sambutan, ada sesi tanya jawab bersama Hendrik, guru seni lukis di SLB Fajar Harapan. Dalam kesempatan itu, Hendrik membagikan pengalaman dan tantangan yang dihadapi dalam mengajar anak-anak berkebutuhan khusus.
Ia mengungkapkan bahwa setiap anak memiliki karakteristik dan kebutuhan belajar yang berbeda. Anak dengan down syndrome dan autisme, misalnya, membutuhkan pendekatan yang lebih khusus. "Karena mereka sering kali tenggelam dalam dunia mereka sendiri. Mengajari mereka teknik melukis memerlukan kesabaran dan pemahaman yang mendalam," ungkapnya.
BACA JUGA:Lukisan SBY Dipamerkan di Pasar Seni Lukis di Surabaya
Di sisi lain, anak-anak dengan keterbatasan indra seperti tuna rungu, wicara, dan netra ternyata lebih mudah diajari, sebab kemampuan berpikir mereka serupa dengan orang normal.