Menyambut Hari Pahlawan, SMA Cita Hati Christian School, Pakuwon City Campus, Surabaya, menggelar Veteran Day. Yakni ajang darma bakti untuk para veteran. Selain bakti sosial, terdapat pemeriksaan kesehatan gratis dan paparan sejarah perjuangan dari para veteran tersebut.
Baret krem dan berseragam batik warna senada. Lencana di dada. Para veteran itu seakan tak lekang dimakan usia. Tubuh-tubuh kekar, guratan-guratan di wajah dan lengan. Menyiratkan perjalanan panjang. Mereka menjadi saksi sejarah perjalanan Indonesia.
Para veteran yang tergabung dalam Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Surabaya itu berkumpul dalam ajang Veteran Day. Diselenggarakan oleh SMA Cita Hati Christian School, Pakuwon City Campus, Surabaya, pada 9 November 2024.
BACA JUGA:Amad; Kisah Veteran dan Memori Satu Abad (1): Tak Pernah Sekolah, Belajar Baca di Militer
Amad (kiri), veteran berusia 102 tahun dalam gelaran Veteran Day yang diadakan oleh SMA Cita Hati Christian School Surabaya, 9 November 2024.-Dinar Mahkota Parameswari-HARIAN DISWAY
Paling sepuh namanya Amad. Usianya 102 tahun. Ia mengalami langsung berbagai pergolakan sejak era kolonial Belanda, Jepang, Perang Kemerdekaan hingga saat ini. Dalam ajang itu ia memaparkan pengalaman juangnya. Mulai dari bergabung dengan Heiho, kemudian terlibat dalam perang 10 November 1945 di Surabaya.
"Waktu itu banyak pejuang yang berguguran karena serangan Sekutu. Ada juga yang gugur karena kelaparan. Dalam suasana perang, kami waktu itu makan seadanya," kenang Amad. Ia juga bercerita tentang sebutir peluru yang bersarang di kakinya, ketika ia ikut berjuang menumpas pemberontakan Permesta.
"Masih ada peluru di paha kiri saya. Dulu sempat hendak dioperasi oleh seorang dokter. Namanya Purnomo Kasidi. Dokter itu kelak jadi Wali Kota Surabaya. Tapi saya tidak mau. Biar saja bersarang. Toh buktinya saya sampai sekarang sehat-sehat saja," ungkapnya, kemudian tersenyum.
BACA JUGA:Amad; Kisah Veteran dan Memori Satu Abad (2): Diangkut Jadi Tentara karena Bertubuh Besar
Terdapat sekitar 27 veteran dalam acara itu. Kepala Sekolah SMA Cita Hati Jenny Kristanto menyebut bahwa acara itu digelar dengan tujuan menanamkan semangat nasionalisme. Pun, agar para siswa memahami sejarah. Juga kisah-kisah kepahlawanan dari penuturnya langsung.
"Rasa cinta tanah air harus ditanamkan dengan baik di hati anak-anak. Acara ini sudah kedua kalinya kami selenggarakan. Pertama kali saat pandemi 2020 silam. Sebagai bentuk rasa terima kasih kami kepada veteran," ungkapnya.
Minto Wahono, ketua LVRI Surabaya ranting Sukolilo 69, mengapresiasi acara itu. Ia menyebut bahwa generasi saat ini perlu memahami makna kepahlawanan. "Anak-anak sekarang tidak lagi memanggul senjata. Tapi banyak kesempatan bagi mereka untuk berprestasi. Memberi kemaslahatan untuk masyarakat. Itu makna pahlawan era sekarang," ungkapnya.
NA Sudaryanto, veteran berusia 81 tahun, sedang melakukan cek tensi dalam ajang Veteran Day yang diinisiasi oleh SMA Cita Hati Christian School Surabaya.-Dinar Mahkota Parameswari-HARIAN DISWAY
BACA JUGA:Amad; Kisah Veteran dan Memori Satu Abad (3): Siapkan Tangga di Hotel Yamato
Ia menambahkan, "Indonesia saat ini butuh pahlawan-pahlawan seperti itu. Pahlawan yang mengentaskan kemiskinan. Pahlawan yang mengharumkan nama bangsa dengan prestasinya, dan semacamnya," ujar pria 69 tahun itu.
Sebagian veteran adalah mantan prajurit Angkatan Laut. Seperti Soegomo, NA Sudarjanto, Reman Budianto dan Djatmiko. Reman, veteran 76 tahun, pernah terlibat dalam Operasi Seroja tahun 1975 untuk pembebasan Timor Timur (sekarang Timor Leste).